Dinkes Tuban : Pasien Covid-19 Belum Ada yang Bergejala Omicron

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Satu kasus baru Covid-19 kembali muncul pada Rabu (2/2) di Kabupaten Tuban. Tambahan tersebut menjadikan total kumulatif confirm Corona menjadi 7595 orang.

Selain itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) melaporkan ada enam pasien yang sembuh sehingga confirm sembuh keseluruhan menjadi 6659 orang. Untuk confirm meninggal nihil dengan total kumulatif 930 orang. 

Kepala Dinkes Tuban, Bambang Priyo Utomo mengatakan, untuk saat ini varian corona jenis Omicron belum masuk di Tuban. Pasien baru maupun yang sedang menjadi isolasi terpusat hanya mengalami gajala biasa. 

"Untuk gejala Omicron di Tuban belum ada. Sempat ada dua anak yang suspek di Widengan tetapi sudah kembali ke Malang," ujar Bambang kepada reporter blokTuban.com, Kamis (3/2/2022). 

Mantan Kepala Puskesmas Tambakboyo, menghimbau masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan 3M. Mulai memakai masker dengan benar saat berkatifitas di luar rumah, sering mencuci tangan dengan air dan sabun, serta menjaga jarak aman dengan yang lain.

Data yang dihimpun dari Kemenkes, puncak gelombang Omicron di Indonesia diperkirakan terjadi akhir Februari 2022. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin memprediksi lebih besar dua sampai tiga kali dibanding puncak varian Delta. 

Omicron sendiri memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat. Berbeda dengan varian covid-19 Delta sebelumnya. 

Sementara itu, kasus COVID-19 di Jatim bertambah 565 pada Rabu (2/2/2022). Hampir separuh tambahan kasus baru COVID-19 ini disumbang oleh Surabaya. Data dari Satgas COVID-19 Jatim, Kota Surabaya menyumbang 269 kasus. Kemudian Kab. Sidoarjo 73 kasus, Kota Malang 51 kasus, Gresik 36 kasus, Kabupaten Malang 29 kasus, Kab. Pasuruan 12 kasus, Lumajang 11 kasus.

Untuk kasus aktif COVID-19 di Jatim kini sebanyak 2.090. Sedangkan pasien sembuh tercatat 301 pasien, dan pasien meninggal 1 orang.

Jubir Satgas COVID-19 Jatim, dr Makhyan Jibril, mengatakan kenaikan kasus pada awal Januari 2022 ini sudah diprediksi. Sebabnya, pasca dua minggu setelah Nataru, selalu ada kenaikan kasus, contohnya saat Januari 2021 lalu.

Saat ini, Satgas akan terus mengoptimalkan 3T (tracing, testing, treatment) untuk mendeteksi penyebaran Omicron, termasuk juga Covid-19. Hal ini karena Omicron bergejala ringan, sehingga ada kemungkinan belum terdeteksi. [Ali]