Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Stunting merupakan panjang atau tinggi badan pada anak berdasarkan usia dan jenis kelamin yang ada di bawah minus 2 standar desiasi pada kurva WHO atau yang biasa disebut stunted yang disebabkan karena kurang nutrisi kronik atau berkepanjangan.
Biasanya hal ini berhubungan dengan sosial ekonomi yang lemah atau berhubungan dengan kesehatan dan nutrisi ibu hamil yang lemah,juga berhubungan dengan penyakit berulang serta praktek pemberian makan pada bayi atau anak yang kurang tepat.
Saat ini, stunting memang kerap kali menjadi perbincangan hangat, hal tersebut dikarenakan stunting sediri memiliki banyak dampak, bukan hanya jangka pendek akan tetapi juga jangka panjang.
Di indonesia sendiri sudah ada sekitar 30.8 persen anak pendek dan sangat pendek, hal tesebut berdasar riset kesehatan dasar pada tahun 2018.
“Faktor stunting yang paling sering ditemui yaitu praktek pemberian makan pada anak yang kurang tepat, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan,” ungkap DR. Dr Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K), ahli nutrisi dan penyakit metabolik anak, dalam diskusi tentang cara mudah cegah stunting dalam tanya IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).
Seribu hari kehidupan tersebut dimulai sejak bayi berada dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Seribu hari pertama dalam kehidupan ini dinilai sangat penting karena pada periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat dibandingkan kelompok usia lainnya, terutama pada organ otak.
Untuk mencegah stunting sendiri protein hewani sangat diperlukan, karena protein hewani merupakan sumber paling lengkap dari asam amino essensial. Protein hewani seperti ikan dan juga telur.
“Satu butir telur sudah terbukti dapat menurunkan angka stunting pada bayi usia 6 sampai 12 bulan yang harganya lumayan terjangkau,” jelasnya.
Selain itu, cara lain untuk mencegah stunting yang disebabkan karena inveksi yaitu dengan cara melakukan imunisasi pada anak dengan melengkapi status imunisasi. Tidak hanya itu saja, untuk mencegah stunting pada anak, orang tua juga harus memperhatikan nutrisi, stimulasi pada aktivitas fisik sesuai usia dan juga durasi tidur yang tepat.
Jam tidur yang tepat bagi anak sendiri dimulai pukul 20.00 WIB, sebab jika anak tidur terlalu malam maka hormon pertumbuhan tidak bisa dikeluarkan secara optimal.
“Karena untuk mengoptimalkan hormon pertumbuhan, selain itu juga harus rajin menimbang dan mengukur setiap bulannya dengan cara yang benar dan diplot pada kurva pertumbuhan,” terangnya.
Akan tetapi, meskipun 1000 hari kehidupan pertama merupakan resiko terbesar anak mengalami stunting. Namun anak usia 2 hingga 5 tahun juga masih beresiko, meskipun lebih hal itu lebih rendah.
Oleh karena itu, jika orang tua baru mengetahui bahwa anak tersebut mengalami stunting maka hal yang perlu dilakukan ialah tetap memberi nutrisi yang seimbang dengan protein energi rasio lebih dari 10 persen pada anak.
“Ini artinya protein hewani harus tetap diberikan dengan jumlah yang cukup, dan juga diberikan stimulasi bergerak yang sesuai dengan usianya,” tuturnya. [sav/ono]