Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com- Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat yang didampingi oleh petugas kesehatan. Setiap posyandu memiliki kader-kader untuk pelayanan posyandu.
Memilih kader posyandu juga bukan hal yang mudah dikarenakan kader posyandu merupakan pekerjaan sukarela yang harus mau dan mampu untuk diberi pelatihan untuk menangani masalah-masalah kesehatan yang diadakan dalam posyandu secara rutin.
Nunik Kistiyani, salah satu kader posyandu balita di Kelurahan Sendangharjo, Kabupaten Tuban mengatakan bahwa mencari kader memang hal yang sulit.
“Harus ada jiwa relawan untuk jadi kader karena nggak ada upahnya, kebanyakan orang kan tanya upahnya berapa, jadi susahnya di situ,” jelasnya.
Posyandu balita yang diadakan rutin setiap satu bulan sekali di Kelurahan Sendangharjo tersebut di bawah naungan Puskesmas Kebonsari, kegiatannya meliputi penimbangan berat badan, tinggi badan, pemberian PMT, dan vitamin saat Bulan Februari dan Agustus. Meskipun mencari kader posyandu termasuk sulit, kader posyandu balita di Kelurahan sudah tercukupi yakni terdapat 5 orang kader.
“Kadernya ada saya, Mbak Dewi, Mbak Endang, Mbak Ira, Bu Karsi, Mbak Ira. Tapi balitanya yang ke sini sedikit,” jelasnya.
Ia melanjutkan bahwa secara jumlah, balita di lingkungan tersebut lumayan banyak, namun jarang yang mengikuti posyandu karena dianggap hanya kegiatan penimbangan dan orang tua lebih memilih ke dokter atau layanan kesehatan lain.
Dewi Fatmawati, kader lain menambahkan bahwa ketika ada posyandu sudah selalu diumumkan sebelumnya, namun tetap yang datang hanya sedikit.
“Sudah diumumkan dari pagi kalau ada posyandu, tapi kadang alasannya bilang anaknya tidur, pergi, atau semacamnya. Di sini memang posyandu yang paling sedikit balitanya. Hari ini ada 9 balita yang datang,” ujarnya.
Kader-kader dan pihak puskesmas sudah beberapa kali melakukan upaya untuk memancing masyarakat agar datang ke Posyandu, seperti bekerja sama dengan Paud untuk mengarahkan ke posyandu.
“Hasilnya masih sama, kurang direspon. Mungkin dari orang tua sendiri kurang antusias karena menganggap sudah punya timbangan di rumah,” terang Nunik.
Ia menambahkan bahwa sebenarnya dari Puskesmas juga terdapat target cakupan balita yang datang ke Posyandu hanya saja tidak bisa memenuhi karena memang kurang motivasi dan kesadaran dari para orang tua.
“Bahkan dulu kita pernah datangin langsung ke rumah-rumah yang punya balita juga ada yang menolak,” lanjutnya. [din/ono]