Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com- Desa Tasikmadu merupakan penghasil belimbing madu Tuban yang unggul. Bahkan keunggulan belimbing madu sudah diakui di kancah nasional. Keunggulan belimbing madu dari desa tersebut antara lain memiliki kadar air yang banyak, memiliki rasa manis, dan tekstur yang empuk.
Mastur, salah satu pegawai dari kawasan agropolitan kebun belimbing tasikmadu mengungkapkan, meskipun menanam belimbing dari bibit yang sama apabila cara penanamannya berbeda maka akan menghasilkan rasa buah yang berbeda pula.
“Penghasil utama sebenarnya dari Desa Tasikmadu, dulu dari desa tetangga ambil bibit dari jatuhan-jatuhan buah di sini, terus ditanam sendiri, tapi cara menyetek dan menempelnya itu beda, sehingga hasilnya juga beda,” terangnya.
Ia melanjutkan, untuk menanam buah belimbing harus mencari buah yang sudah sangat tua kemudian diambil bijinya.
“Nah untuk nempel (stek) itu hanya dari satu pohon saja, jadi dari 25 hektar yang ditempel hanya cari satu pohon, khusus untuk nempel agar rasanya sama,” jelasnya.
Pria asal Lamongan tersebut juga menjelaskan, apabila pohon yang digunakan untuk stek berbeda-beda atau asal pohon, maka akan menghasilkan rasa buah yang berbeda, meskipun dari segi bentuk tetap sama persis.
“Rasanya itu kadang ada rasa membekas di lidah kaya rasa sepet. Kalau di sini manis saja nggak ada bekas sepet,” ujarnya.
Perawatan belimbing madu sendiri menurut Mastur tidak terlalu susah, yang terpenting harus memastikan kebutuhan air yang cukup untuk menyiram pohon-pohon belimbing. “Seperti perawatan pohon biasa, disiram, dipupuk, diobatinya tergantung dengan adanya hama. Biasanya kalau membasmi hama lalat buah nggak hanya disemprot pembasmi lalat, tapi juga bikin perangkap karena susah kalau hanya diobati,” jelasnya.
Pria 55 tahun tersebut juga mengungkapkan bahwa kunci dari tekstur empuk buah belimbing madu adalah pada pembungkus buahnya.
“Ketika sudah berbuah itu dibungkus satu-persatu pakai kertas koran, di luarnya dirangkap plastik untuk nahan air hujan. Kalau dibungkus langsung pakai plastik bisa tapi hasilnya buahnya keras dan besarnya bisa kurang dari biasanya,” ungkapnya.
Belimbing madu tidak memiliki musim tertentu, untuk harga buah bisa naik turun tergantung melimpah tidaknya buah tersebut di kebun.
“Kalau panen raya harga belimbing malah anjlok. Normalnya harga belimbing sini kisaran Rp12.000-Rp 20.000, memang lebih mahal menurut pasar, tapi kalau sudah tahu kualitas rasanya pasti nggak banyak komentar,” ujarnya sambil tertawa.
Hasil dari perkebunan belimbing tersebut selain dibuka untuk wisata petik belimbing juga dikirimkan ke pasar-pasar untuk penjualan. Seperti pasar agro Babat dan juga pasar di Lasem.
"Kirimnya nggak pasti, kadang bisa sampai 40-45 dus juga jika sedang ramai," pungkasnya. [din/ono]