Ngontel 10 Km dari Merakurak ke GOR untuk Latihan

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com - Cabang olahraga (Cabor) panahan masuk ke dalam salah satu cabor yang berada di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Tuban. Dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) yang ke XX di Papua pada bulan Oktober tahun 2021, Kabupaten Tuban mengirimkan 7 atlet untuk berlaga mewakili Jawa Timur dari berbagai cabor.

Salah satu atlet yang bertanding di PON ke XX yang mewakili Jawa Timur di cabor panahan, yakni Wika Asnunik. Perempuan asli Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban tersebut telah menggeluti panahan sejak 11 tahun lalu, tepatnya dari tahun 2011 silam.

Berhasil menyabet emas di kegiatan PON merupakan prestasi yang sangat membanggakan, terlebih bagi Kabupaten Tuban sendiri. Diketahui juga, setelah bertanding di PON, Wika sapaan akrabnya juga berhasil menyabet medali 2 emas dan satu perak dalam Kejuaraan Kasal Cup Archery Open di Bulan November
kemarin.

Perempuan lulusan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Surabaya (UNESA) tersebut bercerita bahwa awal mula terjun di cabor panahan karena diajak oleh guru olahraganya, yakni Iwan Hari Widagdo yang juga merupakan pendiri panahan Tuban. “Beliau dulu ngajak panahan siswa-siswa di sekolahan, terus saya ikut. Awalnya banyak juga yang ikut, tapi lama-lama mrotol jadi tinggal saya. Akhirnya saya tekuni dan fokus di panahan,” ungkapnya.

Tentunya, sepanjang 11 tahun menjadi atlet panahan ada berbagai macam tantangan yang dihadapinya. Wika mengaku banyak suka duka yang telah dirasakannya, ia mengaku bahwa dulunya harus mengayuh sepeda dari Merakurak menuju ke GOR, sebagai tempat latihan rutin panahan.

“Kurang lebih ngonthel 10 KM, tapi juga ada senangnya ketika berhasil memperoleh juara dari hasil kerja keras itu,” terangnya.

Di tiga tahun pertama menekuni cabor panahan, perempuan 23 tahun tersebut mengaku tidak pernah menang dalam kejuaraan-kejuaaran panahan yang diikutinya. “Awal dapat 1 emas dan 1 perunggu di Porprov Madiun di tahun 2013, kemudian baru mulai masuk ke ajang-ajang nasional,” lanjutnya.

Beberapa ajang panahan yang pernah diikutinya antara lain, Kejurnas antar Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP), POPNAS, dan ajang kejuaraan lainya. “Alhamdulillah selalu dapat medali, sampai di PON Papua terakhir kemarin,” terangnya.

Ia menambahkan pula bahwa pernah gagal di ajang PON tahun 2016, dan bersyukur bisa memperbaikinya di tahun ini. Menurutnya, mendapatkan medali di setiap kejuaraan adalah salah satu motivasinya untuk terus berlatih panahan. “Kalau habis menang rasanya jadi nggak pengen berhenti latihan,” ungkapnya.

Saat ini, Wika mulai ikut serta membantu atlet-atlet panahan yang lebih junior untuk berlatih dan ingin terus latihan untuk persiapan PON tahun 2024. “Saat ini fokus latihan untuk persiapan PON mendatang, jadi latihan pelan-pelan,” terangnya.

Ia juga berpesan kepada para atlet panahan yang lebih muda lainnya agar lebih semangat latihan dan termotivasi atas prestasi-prestasi yang telah dicapai oleh atlet panahan Tuban agar bisa meraih prestasi yang lebih tinggi lagi. [din/sas]