Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Kisah Nuryati, ibu miskin yang harus merawat bayi kembar tiga tanpa ayah akhirnya mendapatkan perhatian dari BAZNAS Tuban. Bantuan dari BAZNAS berupa santunan rutin setiap bulan Rp300.000 untuk penambahan gizi bayi, namun pada penyaluran pertama ini berupa uang tunai Rp1 juta.
Pimpinan BAZNAS yang berangkat adalah KH. A. Syariful Wafa. Ia mengatakan bahwa bantuan yang paling urgen bagi bayi kembar tiga tersebut adalah suplay gizi yang cukup. Oleh karena itu, santunan rutin dari BAZNAS Tuban diharapkan bisa membantu sang ibu mencukupi kebutuhan gizi bayi.
“Santunan itu akan diantarkan rutin oleh petugas BAZNAS selama minimal lima tahun ke depan, sampai si bayi cukup mandiri,” ujarnya kepada blokTuban.com, Rabu (15/12/2021)
Gus Wafa sapaan akrabnya juga memberikan semangat kepada sang ibu supaya tetap optimis dan memandang bayi kembarnya itu sebagai rezeki yang perlu disyukuri. "Kalau kita mensyukuri, insya Allah nanti ada saja rezekinya," pesannya.
Gus Wafa juga menyampaikan supaya pemerintah desa dapat menguruskan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Bila ada kendala dalam penanganan berobat si bayi, semisal mungkin harus menebus obat secara rutin BAZNAS bisa membantu pembayaran biaya pembelian obat sesuai resep dr dokter.
Nuryati ibu dari tiga bayi kembar yang ditinggalkan ayahnya mengucapkan terimakasih atas perhatian BAZNAS Tuban. Selama ini kebutuhan hidup sehari-harinya bergantung pada hasil bertani sang suami yang menyewa sawah secara tahunan. Meskipun begitu, Nuryati mengaku tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“PKH pernah dapat tapi dua tahun lalu dicabut nggak tahu alasannya apa, setelah itu dapat bantuan yang beras tapi baru turun satu kali. Setiap saya cek tidak pernah ada lagi,” ujarnya dengan getir.
Kepergiaan suami Nuryati yang secara mendadak, menggoreskan kisah pilu dalam kehidupannya. Diceritakannya saat itu sang suami, Tarno, baru datang dari sawah dan langsung istirahat di kamar dan tertidur. Namun saat ia ingin membangunkan sang suami, pria yang sudah memberinya empat anak itu tidak bisa bergerak lagi.
“Sebelum meninggal, jam setengah dua malam itu batuk nggak berhenti. Saya bangunkan sudah tidak bisa buka mata tapi masih bernafas, sampai meninggal matanya nutup terus, meninggalnya sekitar jam 10 an siang,” ungkapnya.
Tepat setelah 100 hari kepergian sang ayah, bayi Yusuf, Sifa, dan Safa nama ketiga bayi kembar itu lahir ke dunia. Dengan telaten Nuryati menggendong buah hatinya satu persatu seorang diri apabila sedang merengek.
Karena bayi kembar Nuryati lahir dengan berat badan masing-masing 1,5 kilogram, maka bayi-bayi tersebut harus diberi susu formula khusus bayi prematur setiap satu jam sekali, agar berat badan dari ketiganya cepat mengalami kenaikan.
Saat sedang menyusui anaknya, tiba-tiba susu menyembur dari mulut bayi Sifa dan menimbulkan kepanikan dari wajah Nuryati. Dengan sigap ia langsung menggendong bayinya tersebut dan menenangkannya.
“Usia kandungannya normal sembilan bulan tapi anaknya bobotnya kurang jadi diberi susu buat bayi prematur,” tuturnya.
Di rumah persegi panjang yang berisikan dua kamar tersebut, Nuryati ditemani oleh ayahnya, atau kakek dari anak-anaknya yang sudah lanjut usia, beserta anak lelaki pertamanya yang saat ini sudah berusia 12 tahun.
Meskipun demikian, ibu dari empat anak tersebut merasa bersyukur karena dikelilingi orang-orang yang tulus membantunya. Baik tetangga di sekitar rumahnya maupun orang-orang dermawan yang rela jauh-jauh datang berkunjung ke rumahnya. [ali/sas]
BAZNAS Tuban akan Cukupi Gizi Bayi Kembar Tiga Keluarga Kurang Mampu Selama Lima Tahun
5 Comments
1.230x view