Ketiga Kalinya Gas Keluar dari Galian Sumur Warga Desa Tegalbang

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com – Semburan gas lagi-lagi muncul dari dalam sumur warga di Desa Tegalbang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Gas diduga jenis metana (CH4) tersebut ketiga kalinya keluar saat proses penggalian sumur air sedalam 120 meter.

Tepatnya di Dusun Banjarsari RT3 RW 3, gas tersebut menjadi tontotan warga. Sumur air yang digali pada pekan lalu itu, pada hari Sabtu (27/11/2021) pagi masih mengeluarkan gas dengan volume kecil.

"Jumat (26/11) sore gasnya masih besar. Buktinya saat disulut api langsung berkobar," kata Kepala Desa Tegalbang, Yudi sembari menunjukkan rekaman video kepada reporter blokTuban.com di lokasi.

Lahan tersebut sebelumnya milik Mbah Setu, kemudian dibeli oleh warga Dusun Ngemplak, Desa Bejagung, Kecamatan Semanding. Rencana pemilik lahan sumur tersebut untuk pengairan, akan tetapi yang keluar gas dan lumpur dengan bau seperti karbit.

Catatan Pemdes Tegalbang, di Dusun Banjarsari sudah ketiga kalinya gas muncul. Pertama kisaran tahun 1993 di gudang milik perorangan, tahun 2000-an di kompleks SPBU setempat, dan terakhir di akhir tahun 2021 ini.

"Bila gas ini dapat dikelola secara mandiri kami dapat bersyukur. Minimal seperti di Kabupaten Bojonegoro ada gas rawa," imbuhnya.

Oleh sebab itu, Kades Yudi berharap ke depannya ada kajian serius terkait temuan gas di wilayahnya. Minimal nantinya warga di Dusun Banjarsari dapat memanfaatkan gas dari alam secara langsung.

Sementara itu, warga setempat Lik Raharjo (47) yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari lokasi sumur menceritakan proses keluarnya gas. Awalnya saat di kedalaman mendekati 100 meter muncul lumpur dan terus ada tekanan dari bawah.

Baru tinggal semalam waktu pengeboran, ternyata lumpur berwarna abu-abu tidak berhenti keluar dari mulut sumur. Setelah dicek ternyata ada tekanan gas dan begitu gasnya keluar baunya menyengat.

"Tau kalau itu gas saat disulut api menyala. Lumpurnya saat disulut juga menyala," sambung Lik di sekitar sumur ditemani putranya.

Pengeboran di lahan milik warga Bejagung, kata Lik sudah pindah tiga kali. Di titik pertama dan kedua mata bor tidak kuat karena terbentur batu di kedalaman 40-an meter.

"Warga tidak takut karena gasnya tidak terlalu besar. Sekaligus di sini sudah sering keluar gas," tutupnya. [ali/ono]