Reporter: -
blokTuban.com - Jumlah banyaknya waktu di depan layar elektronik atau screen time, bagi anak-anak selalu menjadi perhatian orang tua.
Banyak yang membatasi waktu anak bermain gadget karena khawatir akan dampak buruknya, seperti menyebabkan perhatian yang buruk.
Beberapa penelitian sebelunya menunjukkan bahwa ada hubungan antara waktu layar elektronik yang dilakukan anak-anak prasekolah dengan kesulitan memerhatikan.
Tetapi itu tidak ada konsensus di antara kelompok riset bahwa hubungan itu ada, dan ada hasil yang bertentangan juga.
Seorang peneliti dari Universitas Auckland Seladia Baru, Maria Corkin, mengatakan kepada The Conversation bahwa ada beberapa faktor yang mungkin berperan. salah satunya adalah preferensi anak.
Misalnya, anak dengan Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) akan merasa kesulitan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya.
Sehingga menghabiskan waktu di depan layar elektronik dapat memberikan alternatif yang lebih menyenangkan dan tidak terlalu membuat stres.
Contoh lainnya, seorang anak yang bermasalah dengan perhatian bisa sulit berkonsentrasi untuk waktu lama dalam hiburan seperti membaca buku. Jadi, menonton sesuatu di gadget dapat menyita perhatiannya dan membu mereka tetap tertarik.
Anak-anak dengan gejala sulit memerhatikan atau hiperaktif biasanya sangat aktif dan impulsif. Sehingga orang tua merasa screen time dapat membantu menenangkan dan menyibukkan anak mereka sementara waktu. Ini juga bisa menjadi kegiatan yang orang tua dan anak senang lakukan bersama.
Sebagian besar penelitian sebelunya tentang eek potensial screen time pada perhatian anak-anak telah menemukan hubungan antara tingkat screen time yang tinggi dengan masalah perhatian atau gejala ADHD yang memburuk.
"Temuan kami tidak menyiratkan temuan masa lalu ini salah, karena sebagian besar penelitian berfokus pada televisi. (Sementara) lanskap media yang digunakan anak-anak prasekolah saat ini telah banyak berubah," jelas Corkin.
Menurutnya, screen time anak menjadi lebih tinggi karena gadget semakin canggih dan teknologi mudah diakses.
"Jadi, temuan kami menyoroti pentingnya mempertimbangkan perubahan sifat screen time anak-anak dalam penelitian masa depan tentang efek potensial pada perkembangan anak," sambungnya.
Berdasarkan temuannya, Corkin menyarankan kepada orang tua untuk menggunakan penilaian mereka tentang berapa banyak screen time yang sesuai dengan anak mereka, dan berapa banyak yang dinilai berlebihan.
"Hasil kami mungkin meyakinkan orang tua bahwa banyaknya screen time pada anak-anak prasekolah selama masa lockdown Covid-19 tidak akan mnyebabkan masalah perhatian atau ADHD dalam jangka panjang," tandasnya.
*Sumber: suara.com