Reporter: Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com- Produk unggulan desa merupakan suatu produk milik desa yang mempunyai ciri khas, ataupun keunikan yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya.
Berbicara tentang sebuah produk unggulan, Desa Perunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban memiliki varietas buah duku yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Bahkan buah duku Desa Perunggahan Wetan pernah dikaji dan diteliti oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur.
Buah duku atau (Lansium domesticum) merupakan salah satu komoditas buah buahan yang berpeluang untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis cukup tinggi.
Duku termasuk ke dalam jenis buah-buahan dari suku Meliaceae yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Seperti mencegah sembelit karena memiliki serat yang cukup baik, membantu meningkatkan kekebalan tubuh, serta dapat membantu untuk perawatan kulit karena dinilai dapat menambah kelembapan dan mencerahkan kulit.
Bahkan menurut beberapa sumber penelitian, manfaat buah duku tidak hanya dari daging buahnya saja. Melainkan daun dan bijinya juga memiliki khasiat, seperti daun buah duku untuk mencegah tumor pada kulit, dan mencegah perkembangbiakan sel kanker dalam tubuh, serta bijinya dapat digunakan sebagai obat malaria.
Buah duku dari Desa Perunggahan Wetan memiliki ukuran yang cenderung lebih besar, kulit buah yang tipis, bercita rasa sangat manis, dan daging buahnya tebal.
Hari Winarko, Kepala Desa Perunggahan Wetan mengungkapkan bahwa duku perunggahan memang diberdayakan masyarakat dan banyak tumbuh di pekarangan warga, akan tetapi dari segi perawatannya cenderung lebih susah.
“Buah duku sini manja sekali, mungkin beda dengan yang lain. Jadi harus dikasih air banyak, pohonnya dibuat cangkrukan di bawahnya gitu juga nggak bisa tumbuh buah,” jelasnya saat ditemui reporter blokTuban.com pada Senin (15/11/21).
Perawatan yang sulit tersebut menjadikan populasi buah duku semakin berkurang. Selain karena mati akibat umur yang sudah tua, bisa juga akibat terkena penyakit. Duku Prunggahan sudah ada sejak dahulu. Hari mengungkapkan bahwa di jaman penjajahan dahulu, Desa Perunggahan Wetan disebut sebagai desa duku.
“Waktu jaman penjajahan, Desa Perunggahan Wetan nggak muncul desa tapi duku. Mungkin untuk mempermudah mereka menyebutnya karena desa ini menghasilkan duku yang cukup bagus untuk diambil,” ungkapnya.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur yang melakukan riset di Desa Perunggahan Wetan tersebut mengembangkan sistem stek untuk memperbanyak varietas duku tersebut. Meskipun menurut Hari penanaman dengan sistem stek tidak terlalu memberikan perubahan yang signifikan, akan tetapi sistem stek tersebut dinilai lebih cepat jika dibandingkan menanam dengan biji.
Buah duku Prunggahan biasanya panen setiap satu tahun sekali. Dikarenakan varietas duku yang sudah sangat terkenal, ketika akan panen sudah banyak yang datang untuk membeli duku-duku tersebutsehingga tidak ada produk olahan duku.
“Jangankan mau diolah, baru mau ngambil dari pohon (panen) saja sudah banyak yang inden,” jelasnya.
Meskipun Desa Prrunggahan Wetan memiliki potensi buah duku yang berkualitas, mayoritas penduduknya tidak menjadi petani duku, melainkan hanya dijadikan untuk sampingan. Kisaran harga untuk duku Prunggahan perkilonya adalah Rp 35.000-Rp 40.000. [din/ono]