Reporter: Nur Malinda Ulfa
blokTuban.com – Pedagang sayur di Pasar Baru Tuban terdampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Mereka mengeluh harga sayuran turun akibat penurunan jumlah pembeli.
Dari pantauan di sejumlah kios sayur di Pasar Baru, Tuban, kondisinya jauh lebih sepi. Sebelum penerapan PPKM darurat, setiap pagi kios selalu ramai pembeli yang memesan sayur dan sembako untuk warung dan rumah makan.
“Pembeli sepi, harga dari bulan kemarin juga makin turun. Ya meskipun turunnya tidak sampai setengah harga, “ ungkap Ukky Hera salah satu penjual sayur.
Menurutnya, kios semakin sepi dan hanya segelintir orang yang datang membeli. Pemilik kios lebih banyak duduk-duduk sambil memilah-milah sayur dagangannya. Sayur yang mulai membusuk dibuang karena tidak laku.
“Memang sejak penerapan PPKM, pembeli sangat sedikit. Tak jarang saya harus membuang sayur busuk yang tidak laku,” tambahnya.
Hal ini juga dirasakan oleh Ngatimah, salah satu penjual sayur yang ada di Pasar Baru Tuban. Menurutnya sejak PPKM darurat, sejumlah rumah makan dan warung tutup total dengan pemberitahuan terlebih dahulu, yang berimbas penurunan pada penjualan sayur miliknya.
“Semenjak PPKM darurat, jujur saya sangat sedih karena penjualan turun drastis. Apalagi banyak warung dan rumah makan yang tutup, sedangkan pelanggan saya kebanyakan dari kedua kategori itu
Ngatimah menambahkan, meskipun harga turun tak membuat pengaruh apapun karena jumlah pembeli yang turun drastis.
“harga sayur turun dari kisaran Rp2.000 sampai Rp3.000,” tambahnya
Terpantau harga sayur seperti, Wortel Rp9.000 per kilogram, Kolbis Rp6.000 per kilogram, Selada Rp 20.000, Tomat Rp 17.000 per kilogram yang cenderung naik drastis, untuk harga normalnya Rp7.000 per kilogram, sedangkan harga sayur yang naik lagi adalah kentang yakni Rp 14.000 sedangkan harga normalnya kisaran Rp9.000 sampai Rp10.000. [ulf/col]