Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Kebijakan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk memakai Busana Khas Lamongan (BKL) membawa dampak positif bagi perajin udheng di Kabupaten Tuban.
Perajin udheng yang kebanjiran orderan tersebut berdomisili di tepi Sungai Bengawan Solo tepatnya di Dusun Bangoran, Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang bernama Soni Suwarsono.
"Alhamdulillaah tiap hari lembur. Kami sudah setor lebih dari 100 udheng khas Lamongan, ini juga mau dikirimi kain lagi untuk proses udheng khas batik Lamongan yang lagi trending bersama Bupati baru," ujar Soni kepada reporter blokTuban.com, Rabu (21/4/2021).
Soni selaku MC/pranoto acara yang dituakan di Tuban karena pengalamannya selama 14 tahun lebih menambahkan, untuk mengejar pesanan dari Lamongan dibantu tiga orang lainnya. Udheng khas batik Lamongan dipesan para perangkat desa se-kecamatan Sugio sejumlah 200 orang.
Saat ini kebutuhkan BKL merambah ke guru-guru hingga siswa yang kemudian ikut memesan ke tempatnya. Targetnya busana adat khas Lamongan bisa sampai menyeluruh di kabupaten tersebut.
"Ini berkah ramadan kami selalu syukuri. Banyak orang Lamongan belum tahu kalau udheng yang dipakainya dibuat di Plumpang Tuban," imbuhnya.
Dijelaskan Soni, udheng batik khas Lamongan lebih menyerupai udheng Sunda. Dalam prosesnya main jahit semua kain batiknya di setiap sisi udheng. Harga ongkos jasa buat udheng Lamongan kisaran Rp17.000 hingga Rp20.000 per bijinya.
Selama ini, orderan yang diterimanya masih stabil baik dari teman seperjuangan ngisor tarub, perias hingga MC. Khusus dari perias dibutuhkan keserasian antara blangkon dan jarit pengantin.
Untuk mendapat keserasian sulit untuk mendapatkannya, karena sulit jika tidak memesannya dulu. Rata-rata di sekitar Tuban hanya menyediakan blangkon saja atau jarit saja dan motifnya tidak sama.
"Dari situ teman-teman MC dan perias memberi kain batik ke saya, dan saya iris sepanjang 30 Cm untuk dijadikan blangkon. Pesanan serupa juga datang dari orang umum meski tidak banyak," tambahnya.
Untuk harga sendiri, Soni hanya menarik jasa perajinnya karena kain sudah dari pemesan. Ongkos jasa buat blangkon Solo-Jogja sekitar Rp35.000 per biji, udheng Sunda Rp15-20 ribu per bijinya.
Jika kain darinya, blangkon Solo - Jogja harganya minimal Rp60.000 sampai Rp150.000 tergantung dengan jenis kain yang diinginkan pemesan. Misalnya pemesan menginginkan batik gedog harganya juga macam-macam.
Sekedar diketahui, Soni mampu memproduksi blangkon Jawa Timuran (Tuban, Banyuwangi, dan Madura). Disamping itu, Blangkon Solo, Yogyakarta, dan Sunda juga tak kalah kualitasnya.
Hasil karyanya juga telah diminati anggota DPRD Tuban, dalang, guru PGRI, grup tongklek, para MC, perias, dan lembaga pendidikan di Tuban-Bojonegoro. Selain itu, pesanan sering datang dari Kabupaten Gresik, Lamongan, maupun Kota Surabaya. [ali/ono]