Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Kepala SNVT PJSA Bengawan Solo, R. Panji Satrio mengatakan Jabung Ring Dyke (JRD) akan digunakan untuk menampung air dari sejumlah sungai dan aliran Bengawan Solo. Jika JRD beroperasi dengan optimal maka diperoleh cadangan air mencapai 30,4 juta liter.
Cadangan air ini dapat digunakan untuk irigasi maupun keperluan lain. Salah satunya obyek wisata untuk membantu perekonomian warga, Sabtu (10/4/2021).
"Jika debit air dinilai terlalu tinggi maka pintu air akan dibuka dapat dialirkan menuju Laut Jawa," jelasnya dalam Rakor Percepatan Pembangunan Jabung Ring Dyke, Avour Kuwu dan Waduk Jadi Kabupaten Tuban di ruang Rapat Dandang Wacana Setda Kabupaten Tuban.
Terkait dengan pengendalian banjir Sungai Bengawan Solo pemerintah pusat telah menganggarkan dana mencapai Rp1,4 miliar pada tahun 2021. Sebagai upaya pengendalian banjir maka akan dibangun avour sepanjang 3 kilometer di desa Ngadirejo Kecamatan Rengel dan di desa Simorejo kecamatan Widang.
Untuk pembangunan Waduk Jadi, Panji Satrio menyatakan proyek tersebut diundur pengerjaannya akibat terkena refocusing Covid-19. Rencanannya pembangunan akan dimulai pada tahun 2023 yang diawali dengan pembebasan lahan.
“Ditargetkan dapat rampung di tahun 2027,” imbuhnya.
Panji Satrio berharap adanya dukungan dari Pemkab Tuban untuk mempercepat pembangunan. Intervensi pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan kementerian sangat diperlukan agar pengerjaan dapat lebih dipercepat.
Sementara itu, Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein meminta adanya langkah percepatan pembangunan penunjang kegiatan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kabupaten Tuban di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
Sejumlah proyek yang dimaksud yaitu penyelesaian Jabung Ring Dyke, Pengendalian Banjir Sungai Bengawan Solo Hilir, dan Pembangunan Waduk Jadi.
Pembangunan Jabung Dyke sangat dibutuhkan masyarakat utamanya yang tinggal di tepian sungai Bengawan Solo yang acap kali terdampak banjir. Banjir yang terjadi menimbulkan kerugian, diantaranya kerusakan jalan dan bangunan, serta gagal panen.
“Hal semakin menyulitkan masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani,” ungkapnya.
Lebih lanjut, banjir di bantaran Bengawan Solo disebabkan faktor curah hujan dan pengaturan buka tutup pintu air di daerah hulu Sungai Bengawan Solo.
Keberadaan Waduk Jadi di Kecamatan Semanding diperlukan agar tidak terjadi banjir kiriman ke kecamatan Tuban, Semanding dan Merakurak. Mengingat Desa Jadi dan sekitarnya merupakan daerah tangkapan hujan.
Jika terjadi hujan deras di wilayah tersebut, akan menyebabkan banjir yang menggenangi kecamatan Tuban, Semanding, Merakurak bahkan hingga kecamatan Jenu.
Selain ketiga proyek tersebut yang menunjang PSN, Wabup dua periode ini menekankan, agar BBWS Bengawan Solo dan pihak terkait memperhatikan kondisi Kali Kening yang melintasi sejumlah kecamatan di Kabupaten Tuban. Warga sekitar Kali Kening memanfaatkan sungai tersebut sebagai sumber irigasi pertanian.
“Jika dulu dapat panen tiga kali dalam satu tahun namun saat ini hanya satu kali panen. Ditambah masyarakat juga dikhawatirkan jika sewaktu-waktu hujan deras melanda maka potensi banjir kian tinggi," tutupnya. [ali/ono]