Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Pandemi Covid-19 yang berjalan sekitar satu tahun, menjadi pembelajaran bersama dalam banyak hal. Baik dari penentuan kebijakan, penyajian informasi, kehidupan normal baru, serta keterbukaan informasi agar tidak memunculkan infodemik yang justru menyesatkan, Jumat (9/4/2021).
Salah satu upaya untuk menangkal infodemik yang mengalir deras di media sosial terkait dengan informasi Covid-19, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bojonegoro menggelar diskusi online dengan menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya.
Ketua AJI Bojonegoro Dedi Mahdi Assalafi mengatakan, isu soal pandemi Covid-19 ini sudah lama ingin didiskusikan bersama. Karena, kata dia, hampir setiap hari banyak berseliweran informasi yang menyebar di media sosial. Tidak sedikit pula, informasi yang tersebar itu tidak benar.
"Banyak pihak yang perlu bertanggung jawab dengan banyaknya infodemik Covid-19 ini. Salah satunya karena tidak tahunya informasi, sehingga munculnya sikap apatis. Dengan adanya diskusi kali ini diharapkan bisa menjadi salah satu upaya menangkal disinformasi tersebut," ujarnya.
Salah seorang narasumber dalam kegiatan tersebut, Pemimpin Redaksi Radar Bojonegoro Khorij Zaenal Asrori mengatakan, informasi soal Pandemi Covid-19 ini sudah menjadi menu setiap hari di media sosial. Seperti yang sedang ramai belakangan adalah soal vaksinasi.
"Isu vaksin cukup dominan selama triwulan pertama ini, ada yang share tentang optimisme tetapi juga banyak kabar bohong. Sehingga butuh literasi baik dari media mainstream maupun media sosial secara intens," jelasnya.
Dalam pemaparannya dia juga meminta agar masyarakat tidak mudah percaya dengan adanya informasi yang banyak disebar baik melalui messanger maupun media sosial yang belum jelas sumbernya. "Perlu kroscek ulang agar mendapat informasi yang lebih valid," ungkapnya.
Sementara Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bojonegoro Masirin mengatakan, selama ini pemerintah juga terus memerangi berita bohong soal Pandemi Covid-19 yang terjadi selama ini. Secara umum pemerintah juga terus berupaya dalam penanganan Covid-19.
"Kasus hoaks terkait dengan kasus Covid-19 ini rerata saat ini memunculkan kegiatan ikutan paska imunisasi, di Bojonegoro sendiri Alhamdulillah kondisinya tidak menonjol," katanya.
Narasumber lain dalam diskusi online yang digelar AJI Bojonegoro bekerjasama dengan AJI Indonesia dan Google News Initiative, Direktur Bojonegoro Institute Aw Syaiful Huda mengungkapkan, berita bohong soal isu Pandemi Covid-19 ini dampaknya sangat erbahaya.
Apalagi, dengan kemudahan informasi saat ini, berita bohong akan lebih mudah diikuti oleh banyak orang yang memiliki ketertarikan bersama.
"Hoaks atau berita bohong yang diikuti banyak orang ini yang cukup berbahaya, karena bisa jadi itu memperparah dan mempersulit bagaimana covid-19 ini berakhir," ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan salah satunya yakni dengan dimulai dari diri sendiri untuk selalu melakukan kroscek dan tidak mudah percaya terhadap berita yang tersebar, terutama yang disebar melalui direct message.
"Termasuk melibatkan diri dengan forum-forum yang kredibel, dan memanfaatkan platform yang sudah ada untuk mencari kebenaran. Kalau dari segi Pemerintah bisa menggandeng pihak eksternal, baik dari CSO, Perguruan Tinggi, citizen jurnalism, dan harus lebih terbuka," jelasnya.
"Secara jangka panjang, maka pemerintah harus meningkatkan pelayanan kesehatan dan memberi wawasan hidup sehat kepada masyarakat," pungkasnya. [ali/ono]