Reporter: Nur Malinda Ulfa
blokTuban.com - Kedelai adalah bahan utama pembuatan tahu dan tempe yang memiliki kandungan protein yang dibutuhkan tubuh.
Sebagai salah satu bahan lauk-pauk, tahu dan tempe menjadi primadona di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Harganya yang terjangkau dan kaya protein menjadikan komoditas ini banyak dicari pembeli.
Namun, dimasa pandemi ini penjualan tahu dan tempe terpuruk. Selain karena harga bahan dasarnya yang mahal, masyarakat juga kesulitan ekonomi sehingga memilih berhemat untuk kebutuhan sehari-hari.
Murni, salah satu penjual tahu dan tempe mengaku penjualannya sepi pembeli.
"Sudah hampir setiap hari begini, kalau nggak ada yang beli otomatis tempe saya busuk, " Ujar Murni, selaku penjual di Pasar Baru Tuban.
Murni menambahkan, alasan masyarakat tidak membeli karena kesulitan mencari uang di era pandemi.
"Kedelai juga naik terus, nggak turun-turun bertambah lah beban saya. Apalagi saya produksi sendiri, sudah nggak ada penghasilan masih harus buat kedelai dengan modal yang pas-pasan. Semoga harganya segera turun," imbuhnya.
Hal yang sama juga dialami oleh Irma, salah satu penjual tahu dan tempe.
"Harga kedelai masih terus naik, saya produksi sendiri. Kalau tempe dan tahu saya nggak laku, otomatis saya rugi," ungkap Irma.
Diketahui harga kedelai dari awal tahun Rp9.000 per kilogramnya hingga saat ini mencapai Rp11.000 per Kilogramnya, Minggu, (21/02/2021). [lin/lis]