Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Tepat di hari valentine pada Minggu (14/2/2021), sejumlah 30 warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu menggelar aksi damai di depan Kantor GRR Pertamina Tuban.
Massa berjalan kaki dari sekitar Kantor BUMDesa Wadung. Beberapa banner yang berisi tuntutan dibentangkan warga hingga depan Kantor GRR.
Tidak ada orasi dari Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Suwarno. Warga hanya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sekali kemudian diakhiri dengan mengheningkan cipta.
Banner tuntutan warga kemudian di pasang dengan tali di pagar kawat area GRR Pertamina Tuban. Dikawal oleh Polri, TNI, dan security GRR Pertamina. Hadir juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban, Fahmi Fikroni.
"Aksi hari ini kami membawa 5 tuntutan untuk GRR Pertamina. Salah satunya soal kepastian relokasi," ungkap Suwarno kepada blokTuban.com.
Suwarno menambahkan, warga meminta segera diberi kepastian pelaksanaan relokasi pemukiman warga atau segera bayarkan uang ganti rugi tanah dan bangunan warga.
Warga Wadung meminta program CSR yang sesuai dengan kebutuhan sesuai resiko yang kami alami sebagai desa terdampak. Pemberian CSR juga diminta jangan tebang pilih. Termasuk beasiswa bagi putra Desa Wadung.
"Kami menolak pendampingan dari Unair dan pendamping PKH karena lebih mementingkan urusannya sendiri dan tidak mengakomodir kepentingan warga ke Pertamina dalam CSR," ungkapnya.
Tuntutan terakhir, warga meminta program CSR untuk fasilitas pendukung operasional pemerintah desa, fasilitas penunjang lingkungan masyarakat yang melakukan relokasi secara mandiri. Seperti program CSR yang di berikan Pertamina dalam proyek pembangunan LPG dan sekitar TPPI.
Dikonfirmasi terpisah, Project Coordinator GRR Tuban, Kadek Ambhara Jaya mengatakan mengenai lahan relokasi masih menunggu persetujuan dari kementerian terkait untuk mendapatkan diskresi diperbolehkan melakukan kegiatan fisik di lapangan paralel dengan proses Tukar Menukar Kawasan Hutan (TMKH).
Untuk beasiswa, lanjut Kadek sudah dimasukan dan GRR Pertamina juga belum memulai aktifitasnya karena kesulitan mendapatkan data yang sahih yang berhak dan juga bisa memenuhi kriteria.
"Perlu pendataan lebih jauh agar tepat sasarannya dan Desa Wadung sudah dimasukan. Begitupula CSR Musala warga relokasi, perlu dilakukan verifikasi lapangan sebelum mendapatkan persetujuan alokasi anggarannya," ungkapnya.
Untuk kedua hal di atas, GRR Pertamina sudah merencanakan dari bulan Januari 2021. Dengan adanya PPKM dan kebijakan perusahaan membatasi mobilisasi, maka baru hari ini staff CSR melakukan perjalanan ke Tuban untuk melakukan pendataan di perumahan warga relokasi mandiri.
"Tim staf CSR datang untuk mengcek fisik Musala dan sekaligus ke Balai Desa untuk pendataan beasiswa," pungkasnya. [ali/col]