Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Panas terik menyapa para pengguna jalan yang melintasi akses jembatan darurat khusus roda dua (R2), sebelah selatan Jembatan Glendeng. Tak sedikit pengguna jalan yang didominasi pesepeda motor mengalihkan pandangannya ke atas sejenak saat melintas jembatan darurat.
Yakni ke sebuah dahan besar dari pohon jenis saman, yang seakan mengancam setiap orang lewat jikaulau sewaktu-waktu tumbang dan roboh bisa menutup akses jalan.
Pohon saman setinggi 7 meter itu sebelumnya berdiri kokoh dekat bantaran Sungai Bengawan Solo. Tepat berada di utara jembatan penghubung Tuban dan Bojonegoro, tumbuh kekar di sebelah barat jembatan darurat.
"Lha ini mau tumbang, jadi kita kerja swadaya, kerja bakti untuk memotong pohon yang meresahkan pengguna jalan," ujar seorang pemuda setempat, Mahfud yang ikut mengamankan lalu lintas di jembatan darurat, Sabtu (22/1/2021).
Diceritakan Mahfud, sebelum pohon agak condong ke bagan jembatan darurat, dua hari yang lalu hujan dengan intensitas tinggi ditambah angin kencang menyapa kawasan Tuban bagian selatan.
Otomatis, air yang deras meluncur ke sungai kecil dan bermuara di Bengawan Solo. Di antara hujan yang menggebu itu, pusaran air mengepul di area bengawan dekat Jembatan Glendeng.
"Jembatan belum juga dibenahi lagi, kena air banjir kan jadi tergerus tanah tepiannya. Itu yang jadi sebab pobon itu sampai tumbang. Kalau dibiarkan bisa jadi bahaya kan," lengkap pria yang juga pebgurus Remas Desa Simo, Kecamatan Soko tersebut.
Sebelum giat swadaya ini, para pemuda setempat juga telah memotong dahan yang sudah condong, masuk ke bagan jembatan darurat, dan mengganggu pengguna jalan kemarin lalu. Namun untuk teknis pemotongan penuh belum dilakukan, sebab dahan pohon sempat menimpa kabel milik PLN.
Personel dari Kepolisian Sektor (Polsek) Soko berikut pemuda dan warga sekitar ikut mengatur serra mengamankan giat swadaya ini. Meski arus lalu lintas sempat dihentikan sementara. Saat ini keadaan mulai pulih pasca pemotongan pohon saman. [feb/mu]
.jpg)
