Reporter : M. Anang Febri
blokTuban.com - Bengawan Solo yang melintas area Tuban selatan, melipir di area Kecamatan Soko masih saja membesar saat musim penghujan seperti ini datang. Disana lah terdapat jembatan Glendeng. Akses penghubung antara Tuban dan Bojonegoro, yang kini proses perbaikannya belum jadi seutuhnya.
Sebelah utara jembatan, tepat pada bantaran bagian utara yang merupakan wilayah birokrasi Kabupaten Tuban, terapunglah 2 unit perahu dengan ukuran lumayan besar. Sangat cukup untuk dinaiki 10 orang beserta kendaraan sepeda motor. Satu unit perahu milik warga pribadi, dan satu lagi milik pengelola perahu seberangan.
Dua perahu milik nelayan Desa Simo, Kecamatan Soko itu memang sudah 2 mingguan tak digunakan sebagaimana fungsinya. Yaitu sebagai alat bantu penyeberangan warga dan pengguna jalan dari Tuban yang ingin ke Bojonegoro maupun sebaliknya. Saat jembatan Glendeng sama sekali tak boleh dilalui kendaraan jenis apapun.
“Kalau sekarang sementara ya nganggur,” kata Arif, seorang pemuda Desa Simo penginisiasi perahu seberangan Bengawan Solo.
Kepada blokTuban.com Arif menceritakan, bahwa sebelumnya ide perahu seberangan telah lama muncul bersamaan proses pemugaran bagan jembatan saat mengalami insiden ambrol ketika hujan deras pada 3 November 2020 lalu.
Selain demi membantu warga dan pengguna jalan untuk meraih jalur alternatif lewat air, ia juga memikirkan peluang pekerjaan pemuda atau warga sekitar.
“Dulu sempat mikir, hasilnya cukup apa tidak kalau dibuat makan sama uang tambahan pemasukan. Soalnya kita kerja juga sama banyak orang. Setelah dilakukan, toh ya cukup. Alhamdulillah,” ceritanya.
Beranjak ke persoalan pemugaran Jembatan Glendeng, yang sekarang masih dibolehkan pengguna roda dua (R2) melintasi jembatan dengan trek sempit hanya cukup untuk satu arah kendaraan saja.
Arif tak begitu pusing memikirkan perahu seberangan yang tak lagi jalan. Meski untuk memperoleh perahu berstandar yang dianjurkan Dinas Pergubungan Kabupaten Tuban itu tak mudah, mulai dari menyewa perahu, dan sekarang telah dibeli dengan cara iuran, ia bersama anggota tim perahu seberangan tetap optimis.
“Karena nanti juga pasti akan diperbaiki, dan otomatis jembatan ditutup lagi untuk fokus pembangunan. Kita masih bisa bantu warga untuk menyeberang bengawan, meskipun nggak tahu nantinya akan lama atau tidak proses hingga jadinya. Kita niatkan untuk menolong orang,” papar penanggungjawab perahu seberangan Simo-Kalirejo itu kepada blokTuban.com, Kamis (14/1/2021).
Selebihnya jika keadaan sudah kembali normal. Baik itu Jembatan Glendeng sudah bisa dilalui kendaraan R2 maupun R4, suasana ancaman pandemi Covid-19 benar-benar musnah, ia berencana memanfaatkan perahu yang kini jadi hak milik bersama pengelolaan perahu seberang untuk dijadikan sesuatu yang lebih berarti.
“Ya bisa saja kita jadikan untuk tempat ngopi santai di bantaran Bengawan. Tentu skema dan prosesnya kita hitungkan matang nantinya. Kita doa saja, semoga semua kembali lebih baik lah,” tukasnya menyampaikan harapan. [feb/col]