Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Sejak difungsikannya akses sementara khusus pejalan kaki dan kendaraan roda dua di Jembatan Glendeng sekitar dua hari lalu, pengguna jalan berjibaku memilih jalur ini sebagai akses menuju Bojonegoro ketimbang harus memutar atau melintasi Bengawan Solo dengan perahu penyebrangan.
Banyak pengguna jalan khususnya pengendara sepeda motor mengaku, jika mobilitas perdagangan dan pekerjaan mereka semakin mudah. Meskipun harus bergantian, berbagi jalan dengan pengendara motor lainnya, sebab akses jembatan sementara hanya diperuntukkan dari satu arah, pengguna jalan sedikit banyak telah memaklumi.
"Apalagi jam berangkat kerja, pagi dan sore pas lepas waktu kerja, pasti harus antre gantian melintas," kata Bayu, warga sekitar Desa Simo, yang sehari-hari beraktivitas di Bojonegoro, Sabtu (2/1/2021).
Ia mengaku, adanya jembatan sementara ini harus disertai kesadaran pengguna jalan untuk bergantian lewat. Sebab, tak jarang terjadi penumpukan kendaraan dari arah berlawanan karena ego masing-masing warga yang ingin cepat sampai tujuan, sehingga macet di jembatan sementara selebar tak lebih dari 2 meter itu sering terjadi.
"Sama bangunan landasan penghubung dari aspal itu, kelihatannya bahaya juga kalau tidak hati-hati. Semoga tak begini terus lah, bisa disegerakan bangunan Jembatan Glendeng secepatnya," tukasnya.
Tak jauh beda dari penuturan Bayu, salah satu warga asal Kalirejo, Kecamatan Bojonegoro juga menuturkan hal yang sama. Efektivitas penggunaan satu jalur pada jembatan sementara di area Jembatan Glendeng dinilai kurang optimal.
"Menurut saya kurang efektif sih, cuma jadi satu jalur. Mestinya dua jalur, tapi dikasih pagar, pokoknya mobil tidak bisa lewat. Harapannya segera terselesaikan jembatan ini, jadi mobilisasi antara pedagang dan yang mau kearah Tuban bisa cepat gak muter jauh-jauh," ungkap Hariyanto kepada blokTuban.com. [feb/mu]
Akses Jadi Mudah, Namun Tetap Waspada
5 Comments
1.230x view