Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Sekilas Omah Desa Militan (Demit) terlihat sepi. Di halaman ada beberapa motor yang terparkir rapi. Siapa sangka jika di dalamnya ada beberapa perempuan dan laki-laki yang sedang fokus membuat kerajinan berbahan dasar pelepah pisang.
Kerajinan yang sedang dikerjakan, yaitu taplak/celemek untuk makanan dan minuman panas serta kotak tempat barang. Dua jenis kerajinan itu telah dipesan oleh pabrik di Yogyakarta kemudian diekspor ke beberapa negara Eropa.
Di rumah sederhana yang terletak di Jalan Majapahit nomor 76b, Dusun Krajan, Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding, Tuban itulah kerajinan pelepah pisang diproduksi dalam sebulan terakhir.
Hadi Purwanto selaku pengurus Desa Militan menerangkan, pihaknya fokus di kerajinan gedebog atau pelepah pisang karena keberadaannya dianggap sampah atau barang tak bernilai.
"Di Tuban sangat melimpah. Keberadaan pohon pisang tanpa dipelihara tumbuh subur di 20 kecamatan di Tuban. Sering dianggap limbah sehingga dibuang begitu saja," ucap Hadi pria asal Desa Prunggahan Wetan, Semanding kepada blokTuban.com, Minggu (29/11/2020).
Berbeda dengan perajin atau UMKM pada umumnya, Hadi bersama tim mempersiapkan pasar terlebih dahulu untuk penjualan kerajinan. Di pasar Eropa ternyata kerajinan alami sangat diminati.
Sebelum memproduksi skala besar, dia mengikuti pelatihan untuk mengasah skillnya. Baru kemudian mengajari para perempuan di Desa Militan yang berminat. Karena masih kondisi pandemi Covid-19 latihan baru digelar rutin sebulan terakhir.
Sembari di rumah saja sesuai anjuran pemerintah, para perempuan diberdayakan untuk mengolah limbah menjadi barang bernilai seni. Selain itu menjadi tambahan pendapatan untuk menopang kebutuhan keluarga.
Apabila ada yang berminat, Hadi menerangkan biaya untuk ongkos pembuatan satu celemek atau taplak Rp15.000. Sedangkan untuk kotak bok ongkos pembuatannya Rp20.000.
"Kunci dalam membuat kerajinan adalah sabar, telaten, dan teliti. Paling berat itu tantangannya dan telah banyak peserta yang angkat tangan karena tidak sabar," imbuhnya.
Selain di Semanding, pemberdayaan warga untuk membuat kerajinan pelepah pisang akan berlanjut ke Desa Tingkis, Kecamatan Singgahan dan di wilayah Kecamatan Rengel.
Harapannya Tuban akan menjadi ikonnya Indonesia dalam hal kerajinan pelepah pisang. Kerajinan tersebut juga telah mendapat dukungan dari Bappeda Tuban dan akan ditindaklanjuti komunikasi dengan dinas terkait.
Hadi menambahkan, semua jenis pelepang pisang sebenarnya bisa dipakai, tapi yang direkomendasikan hanya pisang Raja, pisang klutuk, dan pisang Bangil. Ketiganya memiliki kualitas bagus.
Setelah pelepah pisang dibersihkan, kemudian dijemur di bawah terik matahari. Jika cuaca baik hanya membutuhkan waktu 4-5 hari. Sebaliknya jika cuaca mendung, penjemuran bisa memakan waktu berhari-hari.
Desa Militan tercatat sudah dua kali mengadakan pelatihan. Diikuti puluhan peserta dan hanya beberapa orang bertahan dan keuletan dan kesabarannya. [ali/col]