Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Manajemen PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kabupaten Tuban mendapat kunjungan kerja ( kunjungan Specifik ) dari Komisi VII DPR RI. Rombongan disambut langsung oleh Yulian Dekri, Presiden Direktur & CEO TPPI bersama jajarannya di GM Building, Kamis (26/11/2020).
Selain Rombongan DPR yang di pimpin Ketua komisi VII, Sugeng Suparwoto , hadir pula Dirjen Migas Kementrian ESDM Bpk. Tutuka Ariaji, SKK Migas, Dirut Kilang Pertamina Internasional (KPI), Ignatius Tallulembang beserta jajaran direksi , dan Sekretaris SKK Migas, Murdo Gantoro.
Presdir & CEO TPPI Yulian Dekri dalam penjelasannya menyampaikan industri yang ada di TPPI sangat mendukung daripada industri petrokimia itu sendiri. Sebagaimana diketahui, industri petrokimia merupakan tulang punggung dari semua industri dan bahan untuk sandang, pangan dan papan.
"Sehingga bisa juga disebut sebagai industri ibu yang perkembangannya sangat dibutuhkan. Kaitannya dengan TPPI supaya terus tumbuh dan berkembang kemudian kemaslahatan masyarakat terpenuhi semua, maka kami harapkan proyek revamping dan olefin ini berjalan sesuai jadwal," ucap Yulian.
Dengan kunjungan Komisi VII DPR RI ini, Yulian sangat berharap mendapat dukungan dari DPR agar project yang sedang berjalan Revamping dan OLefin yang sudah di rencanakan bisa berjalan dan dari pembicaraan, pemaparan serta diskusi terlihat jelas bahwa DPR akan mendukung penuh dan membantu mencari solusi agar bisa berjalan sesuai schedule , baik di proyek Revamping, maupun Olefin. "Semoga keduanya bisa segera terwujud," harapnya.
Diketahui, TPPI sedang menjalankan proyek revamping platforming dan aromatik yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas platforming unit dari 50.000 barrel per hari menjadi 55.000 barrel per hari dan kapasitas produksi paraxylene 600.000 ton per tahun menjadi 780.000 ton per tahun dengan biaya pembangunan sebesar USD180 juta.
Pekerjaan Basic Engineering Design Package (BEDP) yang dikerjakan oleh UOP sejak Maret 2020 telah selesaipada 25 September 2020. Sedangkan, pembangunan lima tangki secara keseluruhan bakal dikebut hingga pertengahan Desember 2021.
Proyek revamping ISBL akan dilaksanakan pada awal April 2022 bersamaan dengan pelaksanaan turn around, sehingga pada Juni 2022 diharapkan kilang sudah dapat beroperasi dengan kapasitas revamp
Terkait dengan dukungan TPPI untuk mengurangi produk impor paraxylene, perusahaan sudah mulai mengoperasikan unit produksi paraxylene sejak Agustus 2020 secara dual mode (menghasilkan produk petrokimia dan produk BBM) dan akan ditingkatkan secara bertahap.
Kebutuhan domestik paraxylene sekarang telah mencapai 1 juta ton per tahun. Sedangkan pemasok dari dalam negeri selain TPPI adalah Kilang RU IV Pertamina yang mempunyai kapasitas produksi sekitar 220.000 ton per tahun.
Untuk mengurangi impor paraxylene pada tahun 2021, TPPI akan memproduksi sejumlah 280.000 ton per tahun paraxylene selain juga memproduksi bahan bakar Pertamax.
Bersama dengan produksi paraxylene Pertamina RU IV Cilacap sebesar 220.000 ton per tahun, maka total produksi paraxylene dalam negeri menjadi 500.000 ton per tahun, atau dapat mengurangi impor hingga 50%.
Pada tahun 2022, dengan selesainya proyek revamping tersebut, TPPI akan dapat meningkatkan produksi paraxylene menjadi 780,000 ton per tahun, sehingga tambahan produksi tersebut dapat memenuhi seluruh kebutuhan paraxylene dalam negeri saat ini bersama-sama dengan Pertamina.
Sementara pembangunan Proyek TPPI Olefin Complex disampaikan Ignatius Tallulembang CEO PT. KPI memiliki nilai investasi hampir mencapai $ 3,9 MIlyard yang memproduksi Olefin dan turunannya adalah salah satu program strategis nasional dan merupakan tindak lanjut instruksi presiden Joko Widodo yang mengharapkan adanya pembangunan kilang Olefin sebagai solusi ketergantungan impor terhadap bahan yang sangat di butuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi hajad hidupnya.
Proyek TPPI Olefin Complex akan menggunakan lahan milik PT. TPPI dengan luasan 100-120 hektar. Proses EPC proyek ini ditargetkan pada Desember 2021-Maret 2024, sedangkan saat ini masih dalam proses pematangan Engineering Plan dan setelah proses EPC ditargetkan bisa berproduksi mulai April 2024.
Pembangunan TPPI olefin Complex bertujuan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik. Tidak menutup kemungkinan melahirkan industri-industri hilir yang akan membangun pabrik disekitar kawasan TPPI.
"Hal ini disebabkan karena Kilang Olefin akan menghasilkan beberapa produk bahan baku industri lain seperti pabrik yang memproduksi botol minuman, kemasan sacet makanan, mainan anak-anak, bahan kain dan bahan-bahan plastik lainnya termasuk dasboard mobil, bumper mobil dan lain-lain," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi VII, Sugeng Suparwoto menambahkan bahwa TPPI merupakan industri petrochemical yang dirancang sejak tahun 1995 dan menjadi industri penting di Indonesia. Dalam perjalanannya mengalami pasang surut karena berbagai persoalan.
"Kami Komisi VII melihat strategisnya proyek TPPI. Dalam kunjungan ini kami tadi membedah bersama-sama manajemen TPPI, Pertamina, dan Kementrian ESDM," sambung Sugeng yang juga Ketua Tim.
Ditambahkan Sugeng bahwa apa yang dipaparkan manajemen baik dalam kerangka keekonomian, maupun aspek strategis bagi kepentingan masyarakat Tuban, Jawa Timur dan Indonesia telah tuntas bagi Komisi VII.
Proyek yang ada di TPPI harus tetap dilanjutkan, sebagaimana yang dimintakan oleh Presiden Jokowi. Sebagai bentuk dukungan dan perhatian, Komisi VII juga melakukan identifikasi baik sisi teknik, ekonomi dan aspek lain.
"Dari penjelasan Presiden Direktur & CEO TPPI, Komisi VII telah mendapat pemahaman secara komprehensif tentang perkembangan proyek Olefin dan Revamping. Keduanya tidak ada masalah," tegas politisi Nasdem.
Komisi VII juga melihat aspek strategis dari pengembangan industri petrochemical lebih lanjut, yakni industri Olefin dengan berbagai produk turunannya yang sangat dibutuhkan. Saat ini Indonesia masih tergantung pada produk impor untuk bahan industri seperti biji plastik.
Sebagai tindak lanjut kunjungan hari ini, Sugeng memastikan Komisi VII akan rapat internal membahas bagaimana proyek tersebut berjalan sesuai target. Rapat lintas komisi juga akan dilakukan bersama Komisi VI menyangkut BUMN dan Komisi XI menyangkut anggaran, kepemilikan saham dan seterusnya.
"Tujuannya supaya Pertamina menjadi fokus. Beragam masalah yang hari ini muncul, Komisi VII akan menelusuri secara hati-hati, dan cermat agar proyek ini jalan. Kami berkepentingan dan komitmen agar proyek ini tetap jalan," tandasnya. [ali/pur].