Reporter: Eddy Purnomo
blokTuban.com - Menjawab tantangan digitalisasi yang merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia di era revolusi industry 4.0. PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus mencatat rata-rata jumlah transaksi harian menggunakan aplikasi MyPertamina pada Bulan Oktober 2020 lebih dari 24.000 transaksi/hari. Jumlah ini naik 269% dibandingkan dengan rata-rata jumlah transaksi harian pada Bulan September 2020 sebanyak 8.900 transaksi/hari dengan menggunakan aplikasi MyPertamina.
Section Head Communication & Relation MOR V, Ahad Rahedi menjelaskan, untuk menjawab tantangan di era digital, Pertamina telah melakukan digitalisasi di seluruh lini bisnis, dari hulu hingga hilir. "Melalui Digitalisasi SPBU, termasuk pengembangan aplikasi MyPertamina, Pertamina memantau distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) end to end process, yang akan memberikan layanan kepada pelanggan lebih aman, mudah dan cepat,” ulasnya.
Ahad Rahedi menambahkan, hingga akhir Oktober 2020 ini, Pertamina mencatat 1.174 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur telah menuntaskan program Digitalisasi SPBU. Jumlah tersebut mencakup 93% dari total 1.265 SPBU yang direncanakan untuk implementasi teknologi digital di wilayah Jatimbalinus. Dari total 1.265 SPBU tersebut direncanakan akan dilakukan digitalisasi, bersinergi dengan Telkom yang saat ini sedang dalam proses persiapan serta pemasangan sejumlah perangkat pendukung di SPBU.
Dengan Program Digitalisasi SPBU, maka Pertamina dapat memantau kondisi stok BBM, penjualan BBM, dan transaksi pembayaran di SPBU secara real-time. Konsep digitalisasi adalah dengan merekam seluruh data transaksi dan stok SPBU secara akurat pada waktu yang faktual, di mana dari setiap nozzle/selang pengisian BBM ke kendaraan konsumen dibuatkan sesuai sistem sedemikian rupa, sehingga secara langsung dapat memberikan data konsumsi dan penjualan setiap SPBU.
“Dengan program digitalisasi ini, Pertamina dapat mengetahui jika terdapat SPBU yang akan kehabisan persediaan produk BBM, sehingga dapat segera ditindaklanjuti dengan upaya pengiriman BBM ke SPBU tersebut,” kata Ahad.
Digitalisasi juga mewujudkan cashless payment antara Pertamina dengan pemilik SPBU, serta pemilik SPBU dengan konsumen. Program ini dapat meningkatkan pengawasan penyaluran BBM, khususnya yang bersubsidi yaitu Biosolar (B30) dan penugasan yaitu Premium. Hal tersebut dimungkinkan karena data-data tersebut juga dapat diakses secara langsung oleh sejumlah pihak berwenang seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas.
Selain itu, Pertamina juga memberikan kemudahan bagi konsumen untuk membeli produk-produk Pertamina dengan cara pembayaran non tunai (cashless payment). Pembayaran non tunai di SPBU dapat dilakukan baik melalui fasilitas yang telah dikerjasamakan dengan berbagai perbankan maupun dengan Link Aja yang telah terintegrasi dengan aplikasi MyPertamina. Kedua cara ini merupakan langkah konkret Pertamina dalam menerapkan transparansi dalam menjalankan penugasan dari pemerintah sekaligus meningkatkan kemudahan bagi masyarakat dalam membeli produk Pertamina.
Spesial bagi konsumen non-tunai, konsumen bisa lebih hemat Rp 250 per liter untuk transaksi pembelian Pertamax dengan aplikasi MyPertamina sebagai bentuk apresiasi Pertamina pada pelanggan setia pengguna MyPertamina.
“Promo berlaku di SPBU Pertamina yang sudah terkoneksi dengan aplikasi MyPertamina di seluruh Indonesia,” tutup Ahad.