Puncak Kemarau, Kekeringan dan Kebakaran Perlu Diwaspadai

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Musim kemarau sudah terasa di Waduk Singkil, Desa Karanglo, Kecamatan Kerek. Embung yang biasa mengairi sawah petani Desa Karanglo dan Desa Temayang ini telah mengering sejak dua bulan silam.

Sawah petani yang mengandalkan sistem tadah hujan dibiarkan gersang atau bero. Belum ada sumur bor di sekitar waduk. Singkil adalah sumber air utama petani memulai menanam. Ada tiga embung lain yang kondisinya juga mengering.

"Waduk Singkil tahun ini mengering bulan Juli hingga sekarang belum ada hujan," ungkap Warsilan warga Karanglo ditemui blokTuban.com di sekitar waduk, Selasa (8/9/2020).

Jika kemarau tahun ini sama dengan tahun sebelumnya, maka musim hujan akan datang pada bulan Oktober. Jika meleset maka musim tanam dimulai bulan Desember mendatang.

Hitungan petani lokal, diharapkan Warsilan tidak meleset. Supaya bisa segera memulai tanam jagung dan kacang di musim labuh atau transisi kemarau ke penghujan.

Di Karanglo dan Temayang, sawah 1 hektare mampu menghasilkan 5 ton padi. Untuk tanaman jagung bisa panen 7 ton, dan untuk kacang tanah bisa 9-10 karung besar.

"Selain bertani, warga menggeluti bisnis UKM dan menjadi pekerja pabrik. Profesi itu turun temurun menghidupi keluarga di Karanglo," imbuhnya.

Kemarau ini telah diprediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Tuban, Rofiq Isya Mansyur menjelaskan, musim kemarau di Kabupaten Tuban telah terjadi sejak bulan Juni kemarin.

"Di bulan September ini merupakan puncaknya kemarau 2020 untuk Kabupaten Tuban dan sekitarnya," sambung Rofiq ditemui di kantornya di Kecamatan Jenu.

Berdasarkan peta kekeringan yang dikeluarkan stasiun klimatologi Malang, ketersediaan air tanah berkurang sejak bulan juli. Khususnya Kabupaten Tuban wilayah selatan, barat daya, hingga barat.

Potensi kekeringan harus diwaspadai di Kecamatan Parengan, Senori, Kenduruan, Jatirogo, Bangilan, Singgahan, Kerek, dan Tambakboyo. Di wilayah ini ditandai curah hujannya sangat kecil.

"Contoh di wilayah Kerek curah hujan 0-10 mili dan ini masuk kategori rendah," tambahnya.

Selain kekeringan, potensi yang perlu diwaspadai di musim kemarau adalah kebakaran lahan. Berdasarkan data satelit terpantau titik panas di Tuban dan sekitarnya.

"Masyarakat perlu mewaspadai kurangnya curah hujan, kelembapan udara rendah, kecepatan angin tinggi dan itu yang memicu kebakaran lahan dan hutan," pungkasnya. [ali/col]