Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Mengabdikan diri sebagai petugas pemasyarakan menjadi tantangan yang tersendiri sekaligus menggugah hati. Seperti halnya dengan Mokhamad Mukhlasin (56) yang bertugas sebagai Komandan Regu Penjagaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tuban.
Dianggap berpengalaman dengan lebih dari 30 tahun mengabdi di Lapas Kelas IIB Tuban, Mukhlasin juga diamanatkan menjadi Wali Pemasyarakatan. Wali Pemasyarakatan adalah petugas pemasyarakatan yang mendapat tugas mengamati, menangani dan mendampingi secara langsung dan khusus masalah pembinaan dan pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Dengan puluhan tahun bertugas sudah tentu dirinya mengenal berbagai karakter warga binaan baik dewasa maupun anak. Terkhusus anak berhadapan dengan hukum atau anak didik pemasyarakatan dirinya mengungkapkan jika harus menempatkan diri sebagai orang tua yang mampu memberikan motivasi untuk yang anak didiknya.
Bertepatan dengan Hari Anak Nasional Tahun 2020, pada Kamis (23/7/20) Mukhlasin memaparkan pengalamannya menjadi Wali Pemasyarakatan. Dirinya memposisikan sebagai orang tua, sekaligus memberi motivasi dan dorongan.
"Sebelumnya adakan pendekatan untuk selanjutkan memberi nasihat. Kelihatannya sih wajar-wajar saja kalau di dalam (Lapas) namun sudah di luar kita tidak tahu pengawasan daripada orang tuanya bagaimana, apakah Mungkin orang tua sibuk sehingga jadi pergaulan anak jadi kurang terkontrol,” terangnya.
Selain itu dirinya mengungkapkan sebagai wali harus bisa mengubah mindset anak didiknya, dan meluruskan mindset itu menuju hal positif. Karena selama ini anak yang melakukan pelanggaran hukum mayoritas orientasinya adalah uang, ikut dengan orang diatas usianya yang orientasinya untuk mencari uang.
"Kita harus jelaskan bahwa itu bukan orientasi yang benar karena masa depan yang masih Panjang harus diisi dengan Pendidikan,” cetusnya.
Pria kelahiran Kebumen, 1964 itu menuturkan peran orang tua sangat penting untuk menumbuhkan kemampuan dan motivasi anak. Dirinya selalu menasehati orang tua anak didiknya jika sedang berkunjung di Lapas.
“Saya menekankan untuk selau berikanlah motivasi untuk berkembang sesuai dengan umurnya, kalau dia sekolah awasi dia bergaul dengan siapa, pergaulannya dengan siapa, jam berapa dia pulang, tidak harus posesif namum berikan pengertian dan perhatian sebagai orang tua yang menginginkan masa depan yang baik untuk anaknya,” katanya.
Dirinya beranggapan seluruh anak didik pemasyarakatan yang dia bina adalah anak kandungnya sendiri. Mukhlasin menyamakan mereka dengan anak kandungnya sendiri, sehingga berharap anak didik pemasyarkatan juga merasakan kehadiran orang tua Lapas Tuban. [ali/ono]