Reporter: Nidya Marfis H.
blokTuban.com - Beberapa hari lalu Kabupaten Tuban mencapai rekor dalam sehari jumlah pasien positif covid-19 mencapai 17 orang, sehingga secara kumulatif berjumlah 85 orang.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Kabupaten Tuban, Endah Nurul Komariyati mengatakan, secara garis besar disebabkan dua faktor, faktor pertama yakni mobilitas masyarakat tinggi.
"Hampir semua kasus positif ada riwayat perjalanan atau kontak dengan orang yang melakukan perjalanan, atau berasal dari luar kota," ungkap Endah Nurul. Kamis,(18/6/2020).
Lebih lanjut, faktor kedua ialah telah terjadi transmisi lokal atau penularan lokal. Pasien positif telah menularkan pada orang lain di dekatnya, sehingga dari satu pasien positif bisa menularkan pada beberapa orang yang menjalin kontak eratnya.
"Secara garis besar, dua faktor tersebut mempengaruhi grafik penularan Covid-19," jelasnya.
Mengenai tracking, ia menjelaskan, setiap satu orang baik confirm Covid-19 maupun yang statusnya PDP ternyata berpotensi kontak dengan 69 orang. Sehingga gugus tugas harus kerja ekstra dalam mengetahui potensi penularan dengan cara melakukan rapid tes ke orang-orang tersebut.
"Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati," ungkapnya.
Ia menambahkan, gugus tugas Pemkab Tuban sendiri kesulitan menentukan target waktu dalam menekan angka positif Covid-19 agar menurun hingga selesai. Hal itu karena, dalam menyelesaikan persoalan pandemi membutuhkan peran dan keterlibatan seluruh masyarakat Tuban.
"Kalau tidak ada penderita covid-19 baru, maka dalam rentang waktu 30-45 hari, pademi yang menyerang Tuban tersebut besar kemungkinan akan selesai. Sebab pasien confirm-19 yang dirawat sudah sembuh," ujarnya.
Demi mewujudkan itu, masyarakat harus lebih banyak di rumah dan sementara mengurangi kegiatan kerumunan, sebab dari pengamatan yang telah dilakukan, cluster penularan terbesar yakni Tambakboyo dan Widang berawal dari acara tahlilan.
"Kalau tidak ada penderita covid-19 baru, 1 sampai 1,5 bulan insyaAllah bisa selesai," terangnya.
Disinggung mengenai berapa anggaran yang sudah digunakan untuk keperluan medis, Jubir sekaligus sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Tuban ini mengatakan, hingga kini sudah Rp1,5 miliar anggaran yang terpakai guna kebutuhan medis penanggulangan Covid-19.
Dengan rincian anggaran penanganan Covid-19, untuk tiap pasien positif Covid-19 maupun Pasien dalam pengawasan (PDP) estimasi biaya dikatakan kurang lebih Rp50 juta. Tiap satu orang rapid tes menelan biaya Rp350 ribu.
"Biaya swab tes Rp1,7 juta, hazmat Rp300 ribu dan APD lengkap tiap tenaga medis Rp1,6 juta," tuturnya.
Perlu diketahui dalam penanganan covid-19, Pemkab Tuban mengaloksikan dana sebesar Rp240 miliar untuk penanganan dampak covid-19. Dengan rincian, alokasi kesehatan sebesar Rp137,4 miliar, pemulihan ekonomi Rp43,5 miliar dan jaring pengaman sosial berupa pemberian sembako serta bansos lainya sebesar Rp59,5 miliar.
Berdasarkan data peta sebaran Covid-19 Kabupaten Tuban, per tanggal 17/6/2020 hingga pukul 18.00 Wib jumlah kumulatif ODP sebanyak 644 orang dengan keterangan sebanyak 602 orang selesai pemantauan dan 42 orang masih dalam pemantauan.
Warga Tuban yang masuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 88 orang. Dari jumlah tersebut tercatat 51 orang sembuh, 23 orang meninggal dunia, dan sisanya masih dalam pengawasan sebanyak 14 orang.
Untuk warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 sejumlah 85 orang, terdiri dari 30 orang sembuh, 6 orang meninggal dunia, serta 44 orang dalam perawatan dan isolasi. [nid/rom]