Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Tak kurang dari satu minggu, bulan suci Ramadan bakal tiba. Pada bulan puasa itulah, musim panen buah melon nantinya ikut serta meramaikan khazanah Ramadan dengan segala berkahnya.
Kendati begitu, tantangan tersendiri tengah dihadapi para petani melon yang ada di Kabupaten Tuban. Khususnya di wilayah Kecamatan Plumpang, yang jadi titik sentral pertanian melon. Ya, dampak penjualan yang ditimbulkan sebab pandemi Covid-19 sekarang ini, juga penyakit musiman yang hinggap begitu saja di tanaman kaya air tersebut membuat pusing petani.
"Petani melon ya mikir penjualannya karena dampak corona," ungkap Iswanto, salah satu petani melon yang ada di Kecamatan Plumpang.
Petani muda asal Desa Bandungrejo itu menambahkan, jika awal bulan April 2020 belum ada masa panen melon. Hanya saja, pertengahan April, sampai awal bulan puasa yang bakal jatuh pada akhir bulan ini, sudah ada panenan melon yang siap jual.
"Awal puasa (waktu panen), tapi kurang maksimal. Banyak penyakit musiman sekarang ini," jelasnya.
Rasa was-was yang dirasakan Iswanto memang tak dialaminya sendiri. Namun juga meliputi segenap petani melon di sekitar Plumpang. Petani perorangan terdampak, asosiasi petani juga iya, apalagi pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten. Sebab, sektor pertanian melon di Kecamatan Plumpang ini juga menjadi salah satu andalan pemerintah Kabupaten Tuban karena hasil panen dan kualitasnya.
Rasa kegundahan, pikiran galau para petani melon itu, rupanya telah diendus oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta dan KP) Kabupaten Tuban. Pemerintah Kabupaten Tuban juga membuat mapping, alur, serta sistem, demi mengupayakan arah dagang pertanian melon di Kecamatan Plumpang.
"Ada sekitar 700 hektar tanaman melon, itu untuk Kecamatan Plumpang saja," buka Murtadji, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban.
Lebih jauh ketika Murtadji membahas soal pangsa pasar buah melon Plumpang, pihaknya mengaku sudah melakukan komunikasi serta koordinasi dengan pemprov dan pusat.
"Kami sudah menghubungi provinsi dan pusat. Sudah saya sampaikan bahwa pada pertengahan bulan April hingga awal Juni ada sekitar 700 hektar panen di Plumpang saja," terangnya kepada blokTuban.com, Selasa (21/4/2020).
Sudah ada juga beberapa wilayah kabupaten yang sudah merespon perihal panen melon di Plumpang-Tuban itu. Namun sayangnya, harga pasaran tak cukup memberi angin segar kepada para petani.
Bisa dibayangkan, bagaiamana lahan tanam dengan luas sekitar 700 hektar, dengan hasil rata-rata per-hektare bisa panen 30 Ton, begitu panen malah harganya oleng. Tak sebanding dengan biaya produksi, perawatan, dan serba-serbinya.
Jenis melon dengan Varietas yang punya karakter warna hijau pada kulit dan daging buahnya, harganya terus menerus turun dari hari ke hari. Yakni varietas Action dengan sejumlah generasinya. Tak menutup pula harga varietas lain dengan karakter kulit dan buah warna kuning lainnya. [feb/ito]
Menimbang Nasib 700 Hektar Tanaman Melon Plumpang
5 Comments
1.230x view