Reporter: -
blokTuban.com - Diam-diam pergi clubbing padahal izin menginap? Atau, bilangnya belajar ke rumah teman padahal nongkrong bareng teman-teman se-geng? Anda cukup familiar? Mungkin beberapa hal tersebut pernah Anda alami pada saat muda. Rasanya tak pernah cukup waktu untuk kehidupan sosial.
Sayangnya, orang tua cukup ketat soal urusan jam malam atau bepergian yang menurut mereka tak ada manfaatnya. Berbohong menjadi opsi, walau rasanya tetap bertanggung jawab.
Nah, kini Anda sudah menjadi orang tua dan memiliki remaja seusia Anda dulu. Tentu Anda tak ingin kejadian serupa terulang padanya. Yuk antisipasi alasan remaja pergi keluar rumah, dan buat aturan yang nyaman untuknya dan Anda.
“Aku menginap di rumah A, ya.. Ingin kumpul aja yang lama.”
Ini alasan yang paling sering digunakan remaja dan bisa jadi mereka memang menginap dan berkumpul bercengkrama di rumah temannya. Tapi, waspada tetap perlu. Berikan ia izin, dengan catatan Anda perlu berbicara dengan orang tua teman. Pastikan orang tua sang anak berada di rumah kala mereka menginap. Tak hanya alasan pengawasan, tapi juga keamanan. Anda tak mau dong, anak menginap tanpa ada pengawasan sang empunya rumah?
Selain pengawasan anak tak “kabur” di malam hari, jika terjadi sesuatu tentu orangtua perlu bertanggung jawab. Dengan begini, orang tua teman pun memiliki andil untuk bertanggung jawab akan putra putri serta teman-temannya.
“Ada tugas kelompok, Bu.. Aku kerjain di rumah B ya, mungkin sampai malam.”
Alih-alih tugas kelompok, alasan ini biasa digunakan untuk ‘nongkrong’ sama teman di kafe atau pusat perbelanjaan. Coba ajak bicara jujur, jika memang ternyata ia ingin kumpul hangout dengan teman, dan bisa bertanggung jawab untuk pulang tepat waktu mengapa tidak? Syaratnya, ia harus selalu bisa dihubungi dan tempat yang dikunjungi Anda yakin aman. Tetapkan jam maksimal ia harus sampai di rumah. Namun, jika ia memang benar mau kerja kelompok dengan temannya, gunakan cara pertama. Bicara dengan orang tua teman, titipkan baik-baik dan jemput pada waktunya.
“Bu, si C janjian sama pacarnya D, mau nonton.. Aku ikut ya..”
Hmm, remaja mana yang mau “ngintil” temannya pacaran? Jika anak pernah mengenalkan teman pria atau wanita yang sedang dekat dengannya, besar kemungkinan ia akan pergi double date alias kencan bersama. Bila Anda mengizinkan, berikan rambu-rambu pacaran yang sehat. Beri juga opsi kencan yang aman. Mau nonton film? Boleh saja, asal jelas waktunya dan pulang sesuai waktu yang disepakati bersama.
“Ayah, si E bikin party nih.. Boleh nggak aku ikut?”
Pesta mungkin menjadi hal yang lumrah dilakukan remaja sekarang. Pertama, tanyakan seperti apa pesta yang ia maksud. Apakah itu pesta ulang tahun, atau sekadar bersenang-senang dengan teman. Cari tahu siapa saja yang diundang, di mana lokasinya agar Anda bisa tentukan jam malam yang sesuai. Pastikan Anda bisa menjangkau lokasi dengan mudah. Antar dan jemput, sangat disarankan. Jangan khawatir, kebanyakan pesta berujung postingan konten di sosial media hingga Anda bisa mudah memantau, asal akun si empunya tidak dikunci alias bisa diakses publik. Jika lokasi merupakan kelab malam, masing-masing orang tua tentu memiliki kebijakan sendiri. Namun, akan lebih bijak jika Anda ikut menemani dari jauh untuk memantau aktivitas yang anak lakukan.
Beragam cara di atas bukan mengisyaratkan Anda orang tua yang paranoid atau “enggak percayaan”. Semua hanya bentuk kewaspadaan dan pengawasan yang sedikit berbeda, belajar dari pengalaman kala remaja dulu.
Selalu tanamkan kejujuran pada anak dan jangan marah ketika ia berbicara jujur walau bertentangan dengan harapan Anda. Komunikasikan baik-baik apa alasan dibalik Anda melarang ia clubbing, pesta, atau hal lain yang bisa menjurus pada sesuatu yang buruk. Latih anak bertanggung jawab tanpa terkesan terlalu membebaskan.
*Kumparan.com
Tips Membuat Aturan Pulang Malam untuk Anak Remaja
5 Comments
1.230x view