Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Warga Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban saat ini panik karena tinggi muka air di Sungai Bengawan Solo bertambah. Naiknya air tersebut ternyata diikuti amblesnya tanggul penahan banjir.
"Sudah lima hari terakhir ambles lagi," kata Sumito warga setempat, Jumat (27/12/2019).
Sumito menjelaskan amblesnya tanggul sungai terpanjang di Pulau Jawa ini sepanjang 100 meter dengan lebar 30 centimeter. Warga berharap ada perbaikan tanggul permanen, supaya tidak terjadi bencana banjir.
Di waktu yang sama, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban dan Camat Plumpang, Saefiyudin juga meninjau lokasi.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi (RR) BPBD, Rustami mengatakan perbaikan tanggul berulang kali dilakukan dengan cara mengurug, yang merupaka usaha swadaya masyarakat setempat.
"Terakhir tanggul yang sebelumnya retak dan ambles sudah dibronjong," terang Rustami.
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengaw Solo juga mengatakan kondisi tanah lumpur bergerak. Kalau dibronjong saja semakin ambles.
Sementara sampai musim hujan 2019, kondisi retak sudah ditangani dengan tanah pedel. Hasil dari kunjungan Komisi 4 DPRD bersama BBWS perlu kajian untuk membangun tanggul permanen.
"Jika tanggul ini jebol diprediksi ada 3 kecamatan terdampak," terangnya.
Sebelumnya, Ir. Iskianto MT, PLH Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo menjelaskan bila tak ada penahan tanah, yang mana air sebenarnya merupakan penahan pada tanggul bantaran, bakal mengancam terjadi longsor.
"Dari BBWS sudah melakukan koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat. Untuk penanganan permanen, harus melalui tahapan kajian teknis dulu. Karena di Plumpang cukup parah," bebernya.
Data BBWS kondisi Sungai Bengawan Solo memiliki 19 titik longsor. Titik longsor kritis ada tiga, salah satunya di Plumpang. Untuk longsor sedang ada 16 titik yang terdata.
Saat kunjungan kerja di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ketua Komisi 4 DPRD, Tri Astuti berharap ada anggaran dari pusat agar dibangun tanggul permanen di sepanjang Bengawan Solo yang selama ini sering menjadi bencana rutin banjir akibat luapan sungai.
Diketahui, tanggul di Sembungrejo retak pada 15 Oktober 2019, dengan volume longsor sepanjang 70 meter dengan kedalaman 2,5 meter. Setelah di lakukan pengurukan ternyata terjadi longsor lagi yang semakin parah yaitu kedalaman tiga meter dengan panjang 125 meter. [ali/col]