Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Aksi blokade akses jalan yang terjadi pada sebuah rumah milik pendukung Kepala Desa (Kades) terpilih di Desa Mentoro, Kecamatan Soko, sudah dipastikan siang hari ini, Selasa (16/7/2019) selesai.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kanit Binmas Kepolisian Sektor (Polsek) Soko ketika dijumpai blokTuban.com di sekitar Mapolsek Soko. Usai melakukan mediasi penuh yang melibatkan tuan rumah, tokoh pemuda, warga yang didominasi ibu-ibu, beserta sejumlah jajaran Pemerintah Kecamatan Soko, ditemukanlah pokok penyelesaian persoalan.
"Intinya, pada hari ini semua permasalahan sudah clear, sudah jelas, sudah tuntas. SB sudah membuat surat pernyataan ke Polsek Soko tadi," ujar AIPTU Aris S, Kanit Binmas Polsek Soko.
Dengan surat pernyataan yang diperkuat dengan tanda tangan SB, lengkap dengan materai 6000 pada tanda tangannya, ia menuliskan 4 pernyataan penting sekaligus mengucapkan permintaan maaf kepada para tetangga sekitar.
Sebelumnya, diketahui terjadi aksi blokade akses jalan rumah warga di Desa Mentoro, Kecamatan Soko, pada Kamis (11/7/2019) malam lalu. Tepatnya di kediaman SM dan SB, RT/RW 06/03 Dusun Sumberdadi.
Aksi tersebut dipicu lantaran warga sekitar rumah SB mulai tak kuat menahan jengkel kelakuan SB yang selama ini dinilai menyakitkan, sehingga lama disimpan oleh masing-masing tetangga. Blokade tersebut dilakukan oleh para pemuda yang merupakan massa pendukung Cakades kalah, usai Pilkades serentak Rabu Legi (10/7/2019) kemarin.
Usut punya usut, warga yang bermukim di lingkungan RT 06 RW 03 tadi adalah basis massa Cakades yang kalah. Hanya pasangan suami istri SM dan SB saja yang merupakan pendukung Cakades menang.
Pasca prosesi Pilkades Mentoro menetapkan Padiran sebagai Kades terpilih, SB melakukan perayaan berlebih yang mengundang kemurahan warga sekitar. Bagaimana tidak, warga lingkungan tersebut sudah terima baik-baik jika Cakadesnya kalah. Namun, SB masih saja seolah menyulut kemarahan mereka dengan cara menyanyi girang berlebih atas kemenangan jago Kadesnya.
"Sampai diblokade rumahnya itu. Tapi sekarang kan sudah clear, namun pagar blokade yang dibuat dari bambu belum diambil. Hari Minggu baru mau diambil," ulas AIPTU Aris menjelaskan.
Ditambahkannya lagi, ada alasan khusus mengapa pagar blokade tak langsung dibongkar hari ini. Sebab, yang disepuhkan disana yakni H. Mustam, selaku pemilik tanah yang telah menghibahkan untuk dibuat jalan mengharapkan dibuka hari Minggu. Menurut H. Mustam, dengan alasan dibuka pada hari Minggu Legi yang mana pasaran Jawa dinilai lebih baik, diharapkan semua warga, semua lingkungan bisa rukun seperti sedia kala. [feb/lis]