Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Pada saat ini sebagian wilayah Jawa Timur memasuki musim kemarau. Saat kemarau inilah berhembus angin Muson Timur-Tenggara yang membawa massa udara dari Benua Australia yang bersifat dingin dan kering.
Umumnya kondisi cuaca di wilayah Jatim bersifat panas dan kering di siang hari, dan sifat dingin pada malam hingga pagi hari. Beberapa masyarakat menyebutnya dengan istilah "Bediding".
Suhu dingin di musim kemarau terjadi karena saat kemarau langit cerah atau tidak tertutup awan. Radiasi sinar matahari yang diterima oleh bumi, akan dipancarkan kembali ke luar angkasa pada malam harinya.
"Karena tidak ada tutupan awan maka energi tersebut akan diteruskan secara besar-besaran ke luar angkasa yang berakibat suhu di Bumi jadi dingin. Kondisi ini normal terjadi saat kemarau," ucap Plh. Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya, Rofiq Isa Mansyur melalui keterangan tertulis yang diterima blokTuban.com, Jumat (21/6/2019).
Pantauan BMKG perlu ada kewaspadaan terhadap potensi peningkatan kecepatan angin di wilayah Jatim, akibat adanya daerah tekanan rendah di Samudra Pasifik bagian Barat dan tekanan tinggi di Benua Australia.
Seiring dengan hal tersebut, perlu diwaspadai pula potensi peningkatan gelombang laut di Perairan Jatim. Angin berhembus kencang juga berpeluang terjadi bersifat lokal, di Pasuruan dan Probolinggo biasa disebut Angin Gending.
"Perubahan suhu di siang dan malam hari harus diwaspadi. Sekaligus masyarakat dan pengguna laut untuk waspada gelombang tinggi," tutupnya. [ali/lis]