Tinggalkan Tombro, Fokus Lele dan Nila

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Karang Taruna Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Tuban, sedang fokus kembangkan Lele dan Nila karamba di waduk depan balai desa setempat. Dikarenakan ikan Tombro cukup memakan waktu saat perawatan hingga panen.

Ketua II Karang Taruna Sumberarum, Mokhamad Anto (28) disela aktivitasnya di karamba menjelaskan, ide budidaya lele merupakan inisiatif dari organisasi pemuda setempat. Awalnya ada tiga macam jenis ikan, yaitu Nila, Lele dan Tombro.

"Untuk Tombro dan Nila perkembangannya cukup memakan waktu, karena bibitnya terlalu kecil. Sedangkan lele sudah dua kali panen," kata Anto kepada blokTuban.com, Jumat (5/4/2019).

Saat ini petak yang semula diisi Tombro diambil, kemudian diganti lele semua. Sedangkan Nilanya tetap dipelihara. Selama perawatan hingga panen, Anto mengaku kesulitan ada ikan mati mendadak tanpa sebab. Besar kemungkinan saat hujan membuat air keruh. Kalau pakan tidak begitu kesulitan, karena perawatannya sama.

“Ikan mati tanpa sebab, setelah hujan tiba. Saat air masuk ke waduk, lumpur yang mengendap kerap terangkat ke permukaan dan mengurangi pasokan oksigen untuk ikan,” terang pemuda yang hobi memelihara hewan ternak ini.

Panen pertama jumlahnya 127 kilogram, dan kedua 126 kilogram. Selisihnya cuma sekilo. Dikarena air waduk keruh, saat panen pertama dan kedua yang mati kurang lebih 67 ekor dengan hitungan per kilogram 6 sampai 7 ekor.

Sebelum musim hujan datang, air waduk masih jernih dan membuat kondisi lele sehat semua. Untuk market lele sendiri, sudah ada yang mengambil. Pengepul sudah siap, karang taruna tinggal memberi tahu sehari sebelum panen berlangsung. Harga jual stabil Rp17 ribu per kilogramnya.

SM of Public Relation & CSR PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Setiawan Prasetyo, bersyukur atas keberhasilan karang taruna Sumberarum menjalankan program pemberdayaan. Artinya melalui P2M-SG, tujuan program tercapai yakni menggali potensi, dan memberdayakan masyarakat.

“Masyarakat inginnya apa sih. Tentunya masyarakat yang mampu melihat potensi di daerahnya masing-masing,” sambung Setiawan.

Kepala Desa Sumberarum, Muniroh menjelaskan, desanya menerima realisasi P2M-SG berupa dana CSR PT SI senilai Rp250 juta di penghujung tahun 2018. Petinggi perempuan itu mendorong program pemberdayaan ini berlanjut. Kemanfaatannya juga harus benar-benar dirasakan oleh masyarakatnya, dan pelaksanaannya juga berjalan sesuai harapan bersama.

"Rinciannya untuk Pemdes jenis kegiatan musala balai desa Rp99,500 juga, OMS Pemdes musala Rp99,500 juta, dan OMS Karang Taruna Ikan Karamba Rp26 juta. [ali/rom]