Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Ketua Penilik Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio (KSB) Tuban, Alim Sugiantoro mengungkapkan, penyegelan atau penutupan tempat kebaktian umat Konghucu di komplek Klenteng (KSB) Tuban merupakan risiko dari ulah oknum umat Konghucu sendiri.
Menurut Ketua Penilik, beberapa hari terakhir ini kericuhan selalu terjadi. Dikarenakan tiga orang geger terus, hingga ruang Lithang Konfusiani yang digunakan kebaktian umat Konhucu terpaksa harus ditutup oleh Koordinator Konghucu, Bambang Djoko Santoso.
"Tiga orang ini awalnya geger terus, ada pendeta Antonius Ong yang memberikan santapan rohani Konghucu, Wakil Ketua Umum, Liu Pramono dan Bambang Djoko Santoso," ujar Alim saat ditemui blokTuban.com.
Meski menyebutkan ada tiga orang yang kerap geger, namun Alim menyatakan, jika kericuhan itu dipicu oleh Antonius. Dikarenakan, selaku pendeta dia kerap berceramah yang keras dan tidak pantas serta terkesan emosional.
Alim menganggap. Antonius terlalu ikut campur terkait masalah kepengurusan Klenteng KSB Tuban. Dia juga tidak tahu kapan penyegelan ruang kebaktian Konghucu itu akan berakhir. Namun saat ini masalah tersebut sudah disampaikan kepada pengurus Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) pusat.
Dijelaskanya, sikap Ketua Umum KSB Tuban juga berpengaruh, karena dia yang menentukan apakah Antonius ini masih dijadikan pendeta atau dihentikan. "Sampai saat ini ketua umum masih belum berkomentar, jadi kita tidak tahu kapan penyegelan ini akan berakhir dan umat Konghucu bisa melakukan kebaktian lagi," pungkasnya.
Sementara itu, pantauan blokTuban.com, sampai saat ini umat Konghucu masih belum bisa melakukan kebaktian di ruang Lithang, yang biasanya dilakukan setiap hari Jumat. Umat Konghucu hanya bisa sembahyang di ruang altar Tri Nabi di klenteng KSB.[hud/col]