Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Agenda tes kenaikan tingkat, perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang digelar di sekitar Desa Kenongosari, Kecamatan Soko mendapat pengamanan ekstra dari pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Soko.
Pasalnya, acara kenaikan sabuk jambon ke sabuk hijau yang dilaksanakan pada Minggu (23/12/2018) sekira pukul 08.00 pagi tadi sempat dirundung perselisihan sesama pendekar berlambang hati tersebut.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Soko, AKP Yudi Hermawan dalam hal itu menerangkan,perselisihan dipicu masalah sepele yang seharusnya bisa dibicarakan baik-baik.
"Hanya selisih paham saja. Antara pihak Mas Toyib dan Mas Lamidi, yang perlu koordinasi lebih terkait ujian tes sabuk," terang Kapolsek Soko.
Kapolsek juga menambahkan, kubu yang dipegang Toyib selaku Ketua Cabang PSHT Tuban yang baru menganut versi Jakarta, sedangkan pihak Lamidi yang merupakan pendahulu Ketua Cabang PSHT Tuban menganut versi Pusat Madiun (PM). Sebab perbedaan selisih paham, pihak versi PM berniat melarang tes kenaikan tingkat yang dipimpin oleh Toyib dengan jumlah anggota dan warga yang berjumlah sekitar 100 orang itu.
Pihak penyelenggara ujian kenakan tingkat atau sabuk tersebut, sebelumnya juga telah melakukan pemberitahuan kepada Polsek Soko. Oleh sebab itu, masa dari kubu Lamidi yang datang dengan jumlah lebih besar dari keanggotaan kubu Toyib, bisa langsung diamankan oleh polisi.
"Kedua belah pihak saat ini sudah diamankan. Kita juga sempat mengantar masa Mas Toyib ke Rengel untuk menciptakan kondisi yang lebih aman. Mereka juga sudah saling mengakui, dan saling menerima," jelasnya.
Dari hal itu, pihak Polsek Soko berpesan agar semua anggota perguruan silat PSHT tetap menjaga keutuhan dan keamanan yang ada.
"Saudara-saudara PSHT, agar tetap menjaga keutuhan. Jangan sampai terprovokasi, dan tetap menjaga keamanan sosial supaya aman dan tenteram," pungkasnya mengimbau. [feb/col]