Reporter: Sri Wiyono
blokTuban.com – Pemerintah menargetkan 100 persen warga negeri ini punya akses pada air bersih. Seperti yang Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/BAPPENAS).
Program disambut dengan RPJMDKAB Tuban serta sesuai visi misi Asparow (Asosiasi Himpunan Pendudukan Pemakai Air Minum Ronggolawe) Kabupaten Tuban. Tercapainya pelayanan air bersih dan sanitasi melalui pengelolaan yang mandiri berbasis masyarakat berkembang dan berkelanjutan dengan dukungan peningkatan kinerja secara profesional adalah tujuannya. Juga adanya peningkatan akses terhadap air bersih yang aman serta lancar dalam pelayanan.
‘’Ini sangat memungkinkan masyarakat untuk hidup lebih sehat, lebih produktif, memberikan harapan pada perempuan, kesehatan untuk anak-anak, dan masa depan bagi masyarakat,’’ ujar Moh Sulton Ketua Asparow Tuban, Jumat (7/12/2018).
Sejak 2006, kata dia, pemerintah Indonesia telah memprioritaskan pengembangan organisasi berbasis masyarakat melalui program WSLIC dan PAMSIMAS. Program itu mendorong partisipasi dari masyarakat untuk mendukung pembentukan pengelola sarana air bersih dan sanitasi di tingkat desa. Lembaga itu biasa disebut Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BP/KP-SPAMS/HIPPAMS).
‘’Untuk mendorong pencapaian universal akses bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia itu, Asparow bersama stakeholder terkait, memberikan asistensi dan fasilitasi melalui penguatan kelembagaan di setiap BP/KP-SPAMS/HIPPAMS di KabupatenTuban,’’ tambah Sulton yang juga Ketua Asosiasi Air Bersih Jawa Timur tersebut.
Melalui kegiatan penguatan dasar kelembagaan itu, kapasitas pengurus BPSPAMS meningkat dan menjadi bankable. Juga dapat mengembangkan sistem pelayanannya, sehingga semakin banyak masyarakat yang memiliki akses terhadap air bersih. Diharapkan juga dapat melakukan pemetaan awal terkait permasalahan atau kendala yang dihadapi BPSPAMS di Kabupaten Tuban serta bisa bekerja sama atau kolaborasi dengan pihak ke ketiga.
Kegiatan itu dimulai pada Nopember sampai Desember 2018, dengan banyak kegiatan sesuai RKA tahun 2018. Di antaranya memuat kegiatan peningkatan kapasitas SDM Pengurus BP-KP SPAMS/HIPPAMS, talk show tentang program ASPAROW, loka karya, dan lain-lain.
‘’Tahun ini merupakan tahun pertama kita mendapat bantuan dana penguatan dasar ini, sehingga masih banyak kekurangannya. Salah satunya waktu yang terlalu mepet dalam pencairan dananya hingga 2018, sehingga menuntut kita kerja keras dan kerja cerdas,’’ ungkap dia.
Dia berharap, berakhirnya 2018 ini semoga kegiatan yang dilakukan membawa dampak perubahan pada peningkatan SDM pengurus BP-KP SPAMS/HIPPAMS. Khususnya 34 desa eks PAMSIMAS. Sebab, desa-desa itu menjadi tolok ukur kegiatan selanjutnya.
‘’Kami sampaikan terima kasih pada berbagai pihak yang telah ikut mensukseskan program kita ini. Pada Dinas PRKP, DinPemas & KB, DC & co DC Program Pamsimas, teman-teman pengurus ASPAROW. Sehingga bisa menyelesaikan target waktu yang telah ditentukan,’’ katanya.[ono]