Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Pasca ditemukan 6 titik potensi rawan longsor area bantaran Sungai Bengawan Solo di Kecamatan Plumpang, Sekretariat Bersama (Sekber) Relawan Plumpang mengimbau kepada masyarakat umum, khususnya warga yang bermukim dekat bantaran Bengawan agar tetap waspada.
Sekber Relawan Plumpang melalui Slamet Sugianto sebelumnya mengungkapkan, titik rawan dan titik rekahan berpotensi rawan bencana usai didata. Yang lebih mencengangkan, terdapat wilayah rekahan cukup parah, yakni 700 meter di sekitar bantaran Bengawan di Desa Plandirejo, Kecamatan Plumpang.
"Kebanyakannya, dalam tanggul itu ada sawah. Kalau nggak gitu ya rumah warga, yang ada di area dalam tanggul," terang Slamet.
Demikian yang terjadi di wilayah tanggul di Desa Plandirejo dan Desa Kebolati, Kecamatan Plumpang yang memiliki potensi longsor ketika musim penghujan.
Dijelaskannya lagi, bantaran Bengawan Desa Plandirejo memiliki struktur sawah dekat Bengawan, yang berada dalam satu tanggul. Sedangkan Desa Kebolati, memiliki struktur unik nan berbahaya, yakni desa dalam tanggul.
"Jadi dekat Bengawan itu ada desa, kemudian tanggul," ungkapnya.
Bisa dibayangkan, bagaimana jika sewaktu-waktu air naik, dan memenuhi tanggul, bahkan sampai keluar. Tentunya, warga akan direpotkan dengan sapaan air yang meluber masuk ke alam rumah.
Adapun di wilayah l desa lain yang memiliki potensi bahaya sebab musim hujan, yakni sebagian Desa Bandungrejo, Desa Klotok, dan Kedungsoko.
"Desa-desa itu biasanya kena dampak luapan kali avur," kata Slamet.
Maka dari itu, giat dari relawan memiliki fungsi koordinasi beserta imbauan kepada desa-desa tersebut. Selain itu, pihak desa yang memiliki potensi bencana alam juga diajak serta untuk sadar, tanggap, terhadap segala situasi.
"Kita koordinasikan juga dengan Destana, kita ajak berkegiatan positif demi menanggapi potensi bahaya maupun bencana tiap desa," pungkasnya kepada blokTuban.com, Jumat (30/11/2018). [feb/col]