Reporter: Sri Wiyono
blokTuban.com – Warga jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) diminta untuk tetap tenang dan tidak bingung dengan perkembangan yang terjadi. Sebab, saat ini ada pihak yang sedang berusaha menggoyang NU. Berbagai cara dilakukan untuk membuat NU yang besar tersebut terpecah.
‘’Karena itu, warga jam’iyah NU harus faham ini, agar tidak ikut-ikutan,’’ kata Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar saat menghadiri pembukaan konferensi cabang (konfercab) 7 NU Cabang Tuban, Sabtu (25/8/2018).
Dalam bersikap, kata Kiai Mustamar, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari sudah membuat tuntunan dalam beramaliah sebagai warga NU atau yang disebut Qonun Asasi. Dalam pesan itu, Mbah Hasyim Asyari menuntun bahwa warga NU untuk hidup seimbang antara islamiyah, basyariah dan wathoniyahnya.
‘’Kalau berislam tidak berkemanusiaan, pasti tidak NU, meski wiridan, salawatan dan lainnya. Begitu juga kalau tidak cinta tanah air, tidak menjaga negara, tidak menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keragaman, yakinkah itu tidak NU meski ngaku ahlussunnah,’’ katanya.
Sebab, sebagaimana ajaran Wali Songo, NU dalam dakwah dan menjalani kehidupannya, adab, sopan santun, dan aspek-asepk kemanusiaan selalu di kedepankan.
‘’Karena itu, Wali Songo mengajarkan wenehono mangan marang wong kang luwe, wenehono ngombe marang wong kang ngelak, wenehono teken wong kang wuto, wenehono pakaian wong kang wudo,’’ jelasnya.
Dengan mengedepankan sisi kemanusiaan dan kasih sayang, Wali Songo berhasil dalam dakwahnya. Padahal, Wali Songo saat itu menghadapi Majapahit yang Hindu Budhanya sangat kuat.
‘’Wali Songo dulu bisa, kenapa kita gak bisa. Sak elek-eleke pemerintahan kita sekarang adalah islam. Gelem solat, Jumatan, maulidan, salawatan dan lainnya. Kalau dulu bisa bersinergi, kenapa sekarang tidak. Ini harus diperhatikan,’’ tutur Kiai asal Malang ini.
Karena NU sebagai organisasi yang bisa menjalankan semua itu, sehingga menjadi sasaran. Orang di luar NU berusaha untuk melemahkan NU. Caranya NU difitnah. Sejak dulu NU dan habaib satu, namun sekarang, kata Kiai Mustamar seolah-olah tidak. ‘’Sekarang dikembangkan oleh orang luar NU, ora habaib-habaiban sing penting NU, begitu juga sebaliknya. Tokoh-tokoh NU dielek-elek. Setiap amaliah NU dikatakan bid’ah meski ada dasarnya. Jadi, harus waspda dan seluruh warga NU harus faham bahwa kita sedang diadudomba, digoyang dan berusaha dipecah,’’ tandas Kiai Mustamar.[ono]