Reporter: --
blokTuban.com - Vegetarian menjadi salah satu tren pola makan saat ini. Beberapa merek atau restoran menyediakan menu normal yang bahan utamanya diganti dengan bahan makanan ramah vegetarian. Misalnya, burger atau pizza vegan. Hal itu baik, karena makanan vegan banyak menggunakan sayuran dan lebih rendah lemak. Tapi, ternyata ada beberapa hal yang perlu dipikirkan loh.
"Di sisi lain, banyak orang yang nekat menjadi vegan, langsung hantam tidak makan semua daging hanya sayur-sayuran, itu harus dipikirkan beberapa kali." Demikian dikatakan Head of Health Committee Nutrifood, Mochamad Aldis Ruslialdi, SKM, CNWC di Bogor, Rabu (11/7/2018).
Aldis menambahkan, vegetarian memiliki sejumlah tahapan. Misalnya, lacto ovo vegetarian yang masih mengonsumsi susu dan telur. Baca juga: Vegetarian Pizza, Tertarik Coba? Ovo vegetarian, masih mengkonsumsi telur, namun tidak mengonsumsi susu dan tentunya tidak pula daging-dagingan. Lalu ada pula vegetarian total yang sama sekali tidak mengonsumsi produk hewani. Karena memangkas sama sekali produk hewan, total vegetarian hanya mengandalkan protein nabati. Padahal, Aldis menambahkan, protein hewani jauh lebih kaya.
"Makanya beberapa orang vegetarian mengalami deficiency protein," tuturnya.
Selain itu, tantangan menjadi vegetarian di Indonesia, menurut Aldis, tergolong besar. Misalnya, karena banyaknya makanan vegetarian yang diolah dengan cara digoreng. Hal itu sebetulnya tidak baik karena makanan akan mengandung banyak lemak. Selain digoreng, tak sedikit pula makanan vegetarian yang mengandung banyak garam. Padahal, batas konsumsi garam yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI per harinya hanya sekitar lima gram atau satu sendok teh.
"Jadi meskipun based on sayuran, sayangnya malah bikin hipertensi," kata Aldis. Baca juga: Kurangi Risiko Depresi, Lakukan Ini Saat Diet Vegetarian Jika kita masuk ke dalam kelompok yang biasa menerapkan pola makan normal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengubahnya menjadi pola vegetarian.
Pertama, Aldis menganjurkan untuk melihat terlebih dahulu kemampuan diri kita. Sebab, tak sedikit orang yang sudah terbiasa makan daging dan berada di lingkungan yang biasa mengonsumsi daging. Menjadi vegetarian akan menjadi hal berat bagi mereka. "Kita tahu risiko dan urgensi diri sendiri. Balik lagi, sanggup atau enggak. Diri kita sendiri yang tahu," ujar dia.
Kedua, bagi yang ingin menerapkan pola vegetarian disarankan berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter. Sebab, ketersediaan makanan akan cenderung lebih sulit. Apalagi dengan kondisi di perkotaan, di mana makanan vegetarian cenderung dijual mahal, namun tidak mudah juga untuk memasaknya sendiri.
Ketiga, Aldis menyarankan kita untuk menjaga kecukupan gizi terlebih dahulu. Sebab, banyak masyarakat Indonesia yang masih belum menerapkan gizi seimbang dalam setiap kali makan. Meski begitu, jika tetap ingin beralih menjadi vegetarian, Aldis menyarankan kita agar melakukannya secara perlahan.
"Beralih dulu dari daging merah ke daging putih, kemudian menjadi lacto ovo, bertahap. Itu pun jalannya panjang dan tidak bisa hanya 1-2 bulan saja," ucap dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ingin Jadi Vegetarian? Perhatikan Dahulu 3 Hal Ini", https://lifestyle.kompas.com/read/2018/07/13/140000120/ingin-jadi-vegetarian-perhatikan-dahulu-3-hal-ini.