Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Berkesenian tak pernah dibatasi oleh usia. Budaya-budaya tradisional lokal, layak dilestarikan dan dipelajari oleh generasi muda sejak dini. Sebab, pada arus globalisasi ini sudah jarang ditemui kesenian-kesenian yang menyerukan Uri-Uri Buyoyo daerah. Kendati demikian, masih ada sejumlah kelompok kesenian yang masih eksis di era ini.
Seperti yang tampak dalam kemasan tutup tahun ajaran atau perpisahan siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Wadung, Kecamatan Soko pada Sabtu (30/6/2018) malam kemarin.
Momen pelepasan siswa SD kelas VI tersebut menyajikan hiburan tradisional Ketoprak Wahyu Budoyo yang merupakan kelompok seni di desa setempat. Dengan melibatkan kalangan umum, baik itu dewasa sampai anak-anak sekolah, grup Ketoprak yang dipunggawai oleh Mbah Basuki membawakan lakon Joko Kendhil untuk menghibur masyarakat di sana. Tak heran, dalam sekejap saja warga masyarakat sekitar desa tetangga pun ikut tumpah ruah memadati lokasi pertunjukan.
Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Wadung, Sugiharto mengungkapkan, pertunjukan sejenis Ketoprak bisa menimbulkan gairah masyarakat desa beserta anak didik supaya terus mempertahankan potensi budaya lokal.
"Dalam kesempatan ini, kita kemas dengan pertunjukan Ketoprak. Selain untuk hiburan, pertunjukan seni asli Wadung ini juga bisa menambah kedekatan antara sekolah dan masyarakat," ujar Sugiharto kepada blokTuban.com.
Wahyu Budoyo yang ditawaran masyarakat setempat untuk pengisi hiburan, dimaksimalkan oleh Kepsek dengan dalih mempertahankan seni kebudayaan yang ada, mendapat apresiasi dari pihak UPTD Pendidikan Kecamatan Soko yang juga hadir dalam acara itu.
"Karena ini uri-uri budoyo yang pada zaman maju ini mulai tenggelam, semoga kedepan bisa dilakukan terus. Bisa dipertunjukkan di even kecamatan misalnya, untuk memperlihatkan di mata umum bahwa potensi dan budaya kita itu masih," harap Sugiharto, Kepsek yang bulan Juli 2018 ini akan setahun memimpin SDN Wadung.
Sementara itu ketua pimpinan Wahyu Budoyo, Mbah Basuki mengungkapkan syukur sebab masih ada generasi muda usia sekolah masih mau berproses tentang kesenian Ketoprak.
"Hiburan-hiburan modern boleh saja digemari, namun tak menutup kemungkinan budaya tradisi lokal pun tertinggal. Bersyukur masih ada warga, pemuda, dan anak-anak yang minat ketoprak" ujarnya. [feb/col]