Kemuliaan

Oleh: Mochamad Nur Rofiq 

blokTuban.com - Di dalam kitab Idhotun Nasyiin, Syekh Mustofa Al Ghalayani mengatakan, ia telah melakukan pengamatan terhadap tingkah atau sifat umat manusia dan melakukan penelitian tentang jiwa mereka. Dari situ ia memperoleh satu kesimpulan bahwa tidak ada seorang pun yang tidak mengakui dirinya mulia.

Pembaca setia bT (blokTuban.com) dapat mencoba dengan bertanya kepada orang yang pandai dan orang yang bodoh. Bertanya kepada orang yang baik dan orang yang jahat. Bertanya kepada orang yang ikhlas dan orang yang munafik. Bertanya kepada setiap orang yang bertingkah laku terpuji atau buruk, maka pasti setiap orang dari mereka menjawab bahwa dia adalah orang yang mulia.

Setiap orang boleh mengaku demikian, bahwa dirinya mulia. Hanya saja, tidak setiap orang menganggap benar pengakuan-pengakuan itu, sebelum dibuktikan kebenaran atas sesuatu penelitian seksama. Jika tidak maka menjadi kacau atau tidak jelas persoalan yang sebenarnya.

Banyak orang mengira, bahwa kemuliaan ini terletak pada kekayaan yang dimiliki seseorang, dengan kadar sedikit atau banyak harta yang ada. Dia bersikap besar diri membanggakan diri dan cenderung congkak. Meremehkan orang orang lemah dan tidak menghargai orang orang miskin.

Anehnya, orang yang mulia palsu bisa mendapatkan pendukung pendukung setia. Di antaranya ada yang menjunjung kedudukan, ada pula yang secara hina tunduk dan sujud di bawah kakinya. Kadang-kadang mereka dengan melakukan penghormatan seperti itu tidak mendapat apa-apa yang dapat menutup dan memperbaiki kehidupan mereka. 

Perbuatan yang mereka lakukan itu ialah hanya karena kemunafikan dan kehinaan. Hal itu hanyalah akibat kesalahan atau kerusakan dalam mendidik mereka, di samping disebabkan penyakit atau kebobrokan di dalam akhlaq mereka.

Andaikata orang yang mengaku mulia, karena melimpah kekayaannya itu mengetahui, bahwa dia bisa berubah total oleh zaman hingga dia menjadi miskin sesudah kaya, dan menjadi serba kekurangan setelah mengalami serba kecukupan.

Maka orang-orang yang dulu mengagung-agungkan berubah menjadi merendahkan, dan orang yang dulu mendekatinya berbalik menyakitinya. Pasti orang tersebut melepas sifat sombongnya dan dia tidak lagi bersikap seperti itu.

Tidak jarang pula sekelompok orang lain yang beranggapan, kemuliaan itu berupa kekuatan fisik yang ada pada seseorang. Bahkan ia beranggapan seperti ini, mudah sekali meremehkan orang-orang lemah, meskipun mereka orang-orang yang kuat itu memiliki pikiran atau kecerdasan yang luar biasa, dan dapat mencapai cita-cita tinggi setinggi bintang Orion.
 
Andaikata orang yang beranggapan seperti itu mengetahui, atau sadar bahwa harimau lebih berani dan lebih kuat daripadanya. Onta itu lebih kuat dan kukuh badan serta tulang-tulangnya, lebih besar tubuhnya dan lebih angker daripada dirinya. Maka, pasti orang tersebut menarik anggapannya, dengan merasa rendah diri dan tidak mengunggul-unggulkan diri dengan kekuatannya.

Ada juga sekelompok orang menduga, bahwa kemuliaan itu terletak pada kesehatan seseorang di saat bangsanya sedang sakit. Kemapanan hidupnya di saat bangsa menderita. Kekuatannya di saat bangsa lemah. Kemajuannya di saat bangsa mengalami kemunduran. Kemuliaannya di satu bangsa hina dan terletak pada keagungan seorang pada waktu bangsa dalam keadaan terhina.

Andaikata sekelompok orang yang anggapannya tentang kemuliaan seperti ini mau berpikir sedikit, pasti mereka mengetahui bahwa anggapan seperti itu adalah salah, keliru, dan merasa bahwa diri mereka tetap tertipu oleh nafsu dan setan. 

Orang yang mulia adalah orang yang mulia sebab kemuliaan bangsa. Dia hidup enak sebab kemakmuran hidup bangsa. Apabila bangsa terhina maka dia menjadi hina, dan jika bangsa hancur maka dia juga hancur.

Kemuliaan yang sejati dan keagungan yang pasti itu hanya milik orang yang benar-benar sempurna dan perkasa, bersih jiwanya, beriman cukup, serta memberi semangat dukungan kepada orang-orang yang menyerukan giat mencari ilmu. 

Barangsiapa yang dapat melakukan hal-hal tersebut, berarti dia termasuk orang yang baik hatinya dan baik akhlaknya dalam pandangan orang banyak.

Sangat tidak mungkin menjadi mulia, orang yang bodoh, orang yang menyepelekan orang-orang yang pandai, dan tidak memperdulikan orang yang berpikiran sehat. Tidak mau merangkul para ulama serta tidak senang melihat umat Islam maju dalam segala bidang.

Sama sekali tidak dapat dianggap mulia, orang yang merampas kebebasan bangsa. Memonopoli kekayaan bangsa, meremehkan, dan berusaha menghancurkan mereka demi kepentingan pribadinya.

Orang yang mulia adalah orang yang berkhidmat pada negara dengan arti sebenarnya. Menjunjung tinggi negaranya. Dia rela terhina demi kemuliaan negaranya, dan rela mati demi berlangsung kehidupan negaranya.

Sahabat bloker dan generasi muda, itulah kemuliaan yang sejati. berpegangan teguhlah dengan sifat kemuliaan yang sejati itu. Sebab itulah tali penghubung yang kuat antara kalian semua dengan Allah.

Berlindunglah di dalam benteng yang berupa sifat yang mulia. Sebab hal itu merupakan benteng Allah yang kukuh.

Sesungguhnya negara telah memanggil kita semua untuk berkhidmat padanya agar menjadi lebih maju. Oleh karena itu mari kita penuhi panggilan itu. Sesungguhnya bangsa telah mengeluarkan tangan mereka untuk meminta bantuan kepada kita semua. 

Mari bantu mereka dengan apa saja yang menyebabkan mereka bangkit. Kita bantu mereka dengan kekuatan yang ada pada diri kita. Semoga kita bisa hidup lebih baik dan dapat menggapai tingkat (kemuliaan) yang tinggi.[rof/ono]