Oleh: Ikhwan Fahrudin*

Menilik Rubrik Khazanah Tuban di edisi 55 Majalah Aluswah. Penulis menuliskan tentang artikel yang berjudul “Beragam Julukan Kota Tuban”, dalam edisi ini akan membahas tentang destinasi panorama alam goa yang ada di bumi Ranggalawe ini. Apa saja tujuan wisata alam tersebut? Berikut ulasannya.

1. Goa Akbar

“Allahu Akbar,” kata Sunan Bonang, begitu melihat Goa Akbar, Tuban, +/-500 tahun lalu. Sejak saat itulah, goa yang terletak di tengah Kota Tuban itu disebut Goa Akbar. Adanya pohon Abar, yaitu pohon yang hidup di dekat pintu masuk goa juga menyebabkan sejak dulu masyarakat setempat menyebutnya Goa Abar atau Ngabar. Kata “Akbar” itu kini dipergunakan Pemerintah Kabupaten Tuban sebagai slogannya. Akbar menjadi akronim dari Aman, Kreatif, Bersih, Asri, dan Rapi.

Goa yang terletak di belakang Pasar Baru Tuban, yang masuk wilayah administrasi di Jalan Gajah Mada kelurahan Gedongombo, Tuban, ini juga memiliki banyak legenda yang dipadukan dengan kepercayaan dan perkiraan sejarah. Seperti dua buah batu di musala di sisi kiri pintu keluar goa. Jika agak diperhatikan, kedua patung ini mirip dengan bentuk singa. “Dipercya, kedua singa ini diperintahkan untuk menjaga goa,” kata Muchlish, warga setempat.

Menurut penelitian arkeologi, diperkirakan Goa Akbar sudah berusia lebih dari 20 juta tahun. Ditemukannya fosil binatang laut seperti kerang di batu-batu dan dinding goa itu mengoatkan posisi Goa Akbar sebagai goa fosil.

2. Goa Putri Asih

Destinasi goa yang terletak di Desa Nguluhan, Kecamatan Montong ini mempunyai keindahan yang luar biasa. Goa yang memiliki ornamen stalaktit, stalakmit, pillar (penyangga dari ruang kedua dan ketiga), gordyn (ornamen batu karena tetesan air yang sangat tipis hingga membentuk menyerupai kelambu atau selendang), soda strav, flow stone, helektit (batu yang tumbuhnya dari stalaktit yang tumbuh menyamping), heksentrik (batu ini tumbuhnya dari stalaktit tapi tumbuh menyamping kemudian naik keatas), dan calcite floor (berasal dari lelehan flow stone yang men yatu dengan tanah dan membentuk ornamen).

Goa ini yang menurut kepercayaan memiliki pengoasa bernama “Putri Asih” atau “Putri Nawang Asih” ini kaya akan ornamen batu di dalamnya. Memiliki 9 ruangan yang indah untuk dikunjungi. Nama Putri Asih diambil dari nama cucu Arya Penanggungan (keturunan Kerajaaan Pringgalaya) bernama Putri Nawang Asih. Arya Penanggungan adalah raja yang memerintah kerajaan Sarima Panggung tahun 900 M. Konon, karena berbuat kesalahan, kerajaan ini ‘disabda’ hingga kemudian tenggelam dan semua kerajaan berubah menjadi batu yang tampak seperti goa. Pada jaman penyiaran Agama Islam, Goa Putri Asih mempunyai peranan sebagai salah satu pusat syiar Agama Islam yang dipimpin Kanjeng Sunan Kalijaga.

3. Goa Ngerong

Goa Ngerong bermuasal dari berdirinya kerajaan Gumenggeng yang berpusat di sebuah perkampungan kecil, yakni Dusun Gumeng, Desa Banjaragung, Kecamatan Rengel. Diperkira-kan sekitar seribu tahun yang lalu seorang pemimpin atau Raja Kerajaan Gumenggeng yang saat ini menjadi Dusun Gumeng, Raja tersebut bernama Raden Arya Bangah seorang putra dari Kiai Gede Lele Lontang.

Kerajaan tersebut berada dipegunungan kapur yang sulit akan sumber air baik untuk minum maupun kebutuhan berkehidupan sehari-hari. Terlebih pada saat musim kemarau wilayah kerajaan tersebut bisa terlanda kekeringan yang mengakibatkan paceklik pada kehidupan masyarakat sekitar kala itu.
Goa Ngerong berlokasi di Kecamatan Rengel di tengah-tengah pusat kecamatan. Letaknya di Jalan Raya Rengel sehingga akses untuk menuju lokasi sangatlah mudah dijangkau oleh pengunjung.  

Ingat Goa Ngerong, pasti akan mengingat mitos ikan lelenya yang tidak boleh diambil pulang. Menurut kabar yang beredar, bahwa ikan lele di sana dikeramatkan. Selain ikan lele ada juga kelelawar yang berjumlah ribuan bertemapt tinggal di langit-langit goa tersebut. Silahkan dikunjungi ya guys!!

4. Goa Pesantren Perut Bumi

Pondok Pesantren Perut Bumi dengan nama resminya Pesantren Syeh Maulana Maghribi merupakan salah satu objek wisata bernuansa religi berbentuk Goa di Kota Tuban. Nama pesantren tersebut diambil dari nama waliyullah yang pernah singgah di tanah Jawa. Pondok Pesantren Perut Bumi merupakan wisata religi yang saat ini biasa dikunjungi peziarah dari penjuru Nusantara.

Goa yang terletak di jalan tembus Gedongombo, Tuban, ini tak pernah sepi dari pengunjung. Selain akses jalnanya mudah, juga bisa melihat langsung pesantren yang ada di dalam goa. Menyuguhkan keindahan alam bawah tanah yang luar biasa. Ayo kita ke sana dulur!!

5. Goa Tegalrejo

Goa ini baru saja ditemukan oleh warga setempat, tepatnya di Dusun Tegalrejo, Desa Mulyoagung Kecamatan Singgahan. Pintu masuk relative sempit sehingga pengunjung yang mau masuk harus bergantian. Goa ini masih benar-benar baru. Lantai goa masih tertimbun tanah merah bercampur batu.

Di dalam goa yang berukuran sekitar 5x5 meter tidak ada lubang selain pintu masuk. Kondisinya sangat gelap mengingat ventilasinya masih belum banyak. Goa yang berlokasi di petak 2 RPH Mulyoagung, BPKH Mulyoagung, KPH Parengan tersebut ditemukan mandor hutan bernama Sunarto pada Senin, 19 Maret 2018 sekitar pukul 10.00 WIB.

*Pegiat literasi Tuban