Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tuban menyarankan masayarkat tetap konsisten konsumsi telur. Jangan sampai ditemukan warga yang kekurangan protein.
Sebab, persoalan tingkat konsumsi masyarakat terhadap telur yang masih rendah. Informasi saat ini, rata-rata setiap orang Indonesia hanya mengonsumsi sekitar 10,44 kilogram telur per tahun.
Untuk itu masyarakat dilarang ragu, kemudian berimbas turunnya konsumsi akibat kabar hoax telur palsu. Sebab yang rugi nantinya bangsa ini karena akan kekurangan protein.
"Hati-hati terhadap berita yang belum jelas kebenarannya. Tetap konsumsi telur, Insyaallah aman, karena makanan tersebut sumber protein," ujar Plt Kepala Dinkes Tuban Endah Nurul Komariyati, menanggapi isu telur palsu yang viral di media sosial belakangan ini.
Mantan Sekretaris Dinkes Tuban itu menegaskan pembuatan telur tiruan tentu membutuhkan teknologi canggih dan biaya yang tak sedikit. Menurut dia belum ada teknologi membuat telur palsu di dunia ini.
"Belum ada teknologi yang bisa membuat telur seperti buatan Allah," tandas wanita berhijab itu.
Pihaknya juga berbagai ilmu bagaimana mengetahui telur yang baik untuk dikonsumsi. Menurut wanita ramah itu, telur yang bagus adalah telur baru. Cirinya, ketika dibuka ada batas jelas antara putih telur dan kuning telur.
"Kuning telurnya tidak cair dan tidak ditemukan titik merah atau bercak darah," ulasnya panjang lebar.
Pihaknya juga memberikan tips agar telur yang telah dibeli tahan lama disimpan. jika meletakkan telur, diusahakan bagian yang runcing diletakkan di bagian atas. "Gunanya untuk menyediakan ruang yang cukup bagi udara dalam telur," pungkasnya. [rof/col]