Banjir dan Sapi Wajib Bunting

Reporter: Sri Wiyono

blokTuban.com - Pelan-pelan, perahu karet itu membelah banjir. Di atas perahu, nampak Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan M. Amenan. Petugas inseminasi buatan (IB) dengan peralatan lengkap juga ikut bersamanya.

Desa Tambakrejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban adalah salah satu desa yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo ini. Sebagian besar daratan di desa ini tenggelam. Desa inilah tujuan rombongan itu.

Di lokasi tertentu, rumah warga tak bisa dijangkau dengan perahu karet sekalipun. Hal itu memaksa petugas IB menggunakan rakit dari batang pisang. Tanggungjawab dan tuntutan tugas memaksa mereka menekan rasa takutnya.

Lokasi sulit dijangkau, padahal, warga punya banyak ternak sapi yang harus diurus. Diberi makan hijauan ternak, dipastikan kondisi kesehatannya dan diupayakan untuk bunting, agar regenerasi dan produksi bisa terus berjalan.

''Jangankan untuk mencari pakan ternak. Mencari makan untuk diri sendiri saja sulit,'' keluh warga ketika ditanya soal pakan ternak.

Untuk memastikan sapi terus berproduksi, kesehatannya harus terjaga. Makanannya juga harus terjamin. Namun, sejak banjir masuk ke wilayah desa ini, praktis ternak hanya makan seadanya. Pemilik ternak pun juga begitu.

Padahal, Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mengintensifkan program upaya khusus (upsus) sapi indukan wajib bunting (siwab) . Artinya, setiap daerah mengupayakan agar sapi-sapi di wilayahnya wajib bunting, khususnya yang indukan.

''Kabupaten Tuban ditarget 84 ribu sapi wajib bunting,'' ujar M. Amenan.

Bukan jumlah yang sedikit. Meski Tuban termasuk daerah dengan jumlah populasi ternak yang cukup tinggi. Per 2018 ini, tercatat populasi sapi di kabupaten yang menyebut dirinya Bumi Wali ini sebanyak 329 ribu ekor.

Upaya terus dilakukan untuk mencapai target. Selain sosialisasi dan pembinaan pada warga pemilik ternak, dinas tersebut juga melakukan jemput bola. Melayani warga, misalnya untuk IB dari rumah ke rumah.
''Hasilnya cukup bagus. Sampai Februari ini sudah lahir 16 ribu ekor,'' ungkapnya.

Banjir, membuat program tersebut bisa terhambat. Namun, M. Amenan tidak mau berpangku tangan. Program harus tetap berjalan, bagaimanapun caranya. Sehingga Senin (26/2/2018) dia memutuskan untuk turun ke lapangan.

Dia dampingi petugas nyambangi warga di lokasi banjir, sekaligus memberi layanan kesehatan ternak. Mantan kepala bagian ekonomi, pembangunan dan kesejahteraan sosial pemkab Tuban itu memimpin langsung bhakti sosial dan layanan itu.
''Kami berikan suntikan vitamin untuk ternak. Karena dalam kondisi banjir seperti ini, ternak rawan terkena penyakit. Sehingga ketahanan tubuhnya harus dijaga,'' terangnya.

Selain itu, satu-satunya kepala dinas di lingkungan pemkab Tuban yang bergelar doktor itu juga ingin memastikan pelaksanaan IB tetap berjalan sesuai rencana.

''Dengan turun langsung, kami juga bisa menerima masukan dan mengetahui persoalan di lapangan. Sehingga bisa dicarikan solusi,'' katanya.

Selain membawa peralatan kesehatan ternak, rombongan Amenan juga membawa hijauan untuk ternak. Hijauan makan ternak itu dibagikan gratis pada warga pemilik ternak di Desa Tambakrejo, Ngadirejo dan Sawahan Kecamatan Rengel dan Desa Kebomlati Kecamatan Plumpang menjadi sasaran pelayanan.

''Besok kami lanjutkan ke desa lain di Kecamatan Plumpang yang belum terlayani,'' tutur dia.

Doktor jebolan Universitas Brawijaya (UB) Malang ini menyebut, yang dia dan anak buahnya lakukan adalah bentuk tanggung jawab dinas dan aparatur sipil negara (ASN) serta pegawainya, terhadap kesehatan dan keselamatan hewan ternak yang dimiliki masyarakat terdampak banjir.

''Karena di samping sebagai aset, dinas juga sangat berkempentingan terhadap kesuksesan program siwab,'' tandas dia.

Selain perhatian ke ternak, Amenan juga memerhatikan pemiliknya. Bersamaan dengan layanan kesehatan dan IB ternak, juga dibagikan 700 kotak nasi siap konsumsi dan air mineral. Sebab, meski belum mengungsi, warga yang terjebak banjir kesulitan untuk memasak.
''Kami sudah minta pada pemilik ternak, jika ada yang perlu kami tangani untuk segera melapor. Kondisi dan situasi bagaimanapun kami upayakan untuk datang,'' tegasnya.[ono]

 

ternak banjir