Reporter: Sri wiyono
blokTuban.com - Sosialisasi pembebasan lahan untuk proyek Kilang New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban, di Desa Remen-Mentoso, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Desember tahun lalu yang berakhir ricuh menjadi pelajaran. Sabtu (3/2/2018) di gedung KSPKP Tuban, sosialisasi kembali gelar. Namun, dengan peserta yang berbeda.
Hanya warga Desa Remen yang diundang, sedangkan warga Desa Mentoso tidak diundang. Desember tahun lalu, warga dua desa tersebut diundang bersamaan, namun sasaran tidak mengena.
Kepala Biro Administrasi Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Anom Surahno hadir langsung. Selain itu juga ada perwakilan dari Pertamina. Nampak hadir pula Ketua DPRD Tuban M. Miyadi dan Ketua Komisi A DPRD Agung Supriyanto serta pejabat dari pemkab Tuban.
Anom Surahno memaparkan, bahwa undangan pada warga Desa Remen itu sebatas sosialisasi. Karena belum ada kesepakatan apapun. Warga hanya ingin difahamkan bahwa di desa bakal dibangun proyek strategis nasional berupa kilang minyak. "Jadi, belum ada kesepakatan apapun di sini, hanya memberitahu kalau bakal ada proyek itu," ujarnya.
Setelah warga Desa Remen diberi sosialisasi, selanjutnya giliran warga Mentoso. Anom mengaku banyak warga yang datang di acara tersebut. "Ya sekitar 75 persen yang datang. Ini baru sosialisasi, karena masih ada tahapan-tahapan lain sebelum proyek berjalan," katanya.
Pantauan di lokasi, sekitar 30-an warga yang datang dalam sosialisasi itu. Sedangkan di luar ruangan, puluhan aparat TNI dan Polri serta Satpol PP berjaga. Banyaknya aparat yang diterjunkan dimungkinkan untuk mengantisipasi kericuhan yang pernah terjadi. [ono/mu]