Reporter: --
blokTuban.com - Harga minyak turun dari level tertinggi dalam tiga tahun pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) karena pedagang melakukan aksi ambil untung. Namun permintaan masih cukup besar sehingga pelemahan harga minyak tak jauh dari level US$ 70 per barel.
Mengutip Reuters, Rabu (17/1/2018), harga minyak Brent berjangka turun US$ 1,11 per barel atau 1,6 persen dan menetap di US$ 69,15 per barel. Patokan harga global ini mencapai puncaknya di US$ 70,37 per barel pada perdagangan hari Senin yang merupakan level tertinggi sejak Desember 2014.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berakhir di US$ 63,73 per barel, turun 57 sen atau 0,9 persen. WTI mencapai puncak pada bulan Desember 2014 sebesar US$ 64,89 per barel pada sesi sebelumnya.
Penurunan harga minyak ini merupakan hal yang wajar usai menyentuh level tertinggi. Alasannya, investor atau pelaku pasar tengah merealisasikan keuntungan sehingga melakukan aksi jual.
Pada perdagangan sebelumnya harga minyak mencapai level tertinggi karena terdorong oleh sentimen penurunan produksi dari negara-negara anggota organisasi pengeskpor minyak (OPEC) dan beberapa negara lain di luar OPEC seperti Rusia dan juga karena tingginya angka permintaan.
Impor minyak mentah ke India yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia naik sekitar 1,8 persen pada 2017 kemarin dan menjadi rekor di 4,37 juta barel per hari karena negara tersebut terus meningkatkan kapasitas penyulingan minyaknya.
"Saya rasa memang perlu jeda sedikit untuk mencoba mendorong harga minyak kembali," jelas analis U.S. Bank Wealth Management, Rob Haworth. [lis]
Sumber: http://m.liputan6.com/bisnis/read/3228905/harga-miyak-turun-dari-level-tertinggi-dalam-3-tahun