Makanan Khas Tuban Jadi yang Terfavorit

Pengirim: Arifah Syarofina

blokTuban.com – International Office (IO) atau Pusat Layanan Internasional Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UIN SA) Surabaya menggelar Multicurtural Day ke-3 tahun 2017, di gedung Auditorium UIN Sunan Ampel Surabaya dengan tema 'Unity in Diversity of Cultures', Rabu (11/10/2017).

Acara tersebut resmi dibuka oleh rektor UINSA Abdul A’la, dengan simbol ketukan angklung serta iringan sepuluh pasukan pengibar bendera setiap organisasi mahasiswa daerah (ormada) yang telah terpilih untuk berkompetisi dalam bazar budaya.

Mahasiswa UINSA yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Ronggolawe Tuban atau yang biasa dikenal dengan IMARO, antusias mengikuti acara itu. Hal ini terlihat sebelum acara 3rd Multicultural Day resmi dibuka oleh rektor UINSA, mereka mempersiapkan stand dengan berbagai ornamen khas Tuban, makanan tradisional, tarian tradisional serta duta yang akan diperlombakan dalam bazar budaya ini.

Persiapan-persiapan tersebut berupa miniatur pohon siwalan (yang dibuat dengan tongkat pramuka, kantong semen serta kardus bekas), keris khas Tuban, centak (gelas bambu untuk minum toak ataupun legen), dan patung kuda sebagai simbol kota Tuban yang digunakan sebagai hiasan stand. Makanan tradisional seperti ampo, nasi belut, buah ental atau biasa dikenal siwalan, dan legen serta menampilkan salah satu tarian khas Tuban yaitu tari miyang.

Saat prosesi pembukaan, rektor UINSA Abdul A’la beserta Anita Hayatunufus atau yang biasa dikenal dengan Anita wahid putri ketiga mantan presiden RI Abdurrahman Wahid (Gusdur), selaku perwakilan Alissa Wahid Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia turut mencicipi ampo (makanan khas Tuban yang terbuat dari tanah liat) dan legen dengan menggunakan centak.
 
Meskipun pertama kalinya mengikuti acara bazar budaya, IMARO menyabet juara 1 Traditional Favourite Food yang dibawa langsung dari Tuban yaitu ampo, siwalan, belut, dan legen. Tidak hanya itu, IMARO juga mendapat juara 3 dalam kompetisi performance yang menampilkan tari miyang.

“Kita ikut berpartisipasi kegiatan ini bukanlah untuk mencari siapa yang terbaik, bukan siapa yang terunik, dan bukan siapa yang terkreatif. Namun kita hanya ingin memperkenalkan kepada seluruh Indonesia bahkan dunia, inilah budaya kami, inilah khas kami, inilah tanah kelahiran kami. Meski dari tanah padas, tapi cita-cita kami tak kan pernah lekas,” tutur Andik Susanto, Ketua umum IMARO. [rom]

imaro

*Foto Rektor UINSA Abdul A’la dan Anita Wahid mencicipi legen khas Tuban

imaro1

*Foto Rektor UINSA Abdul A’la dan Anita Wahid mencicipi ampo khas Tuban