Melihat Kampung Keramik di Desa Balong Kecamatan Jepon

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Jalan Desa Balong, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah terlihat lengang. Namun, setelah melintas balai desa setempat, terlihat beberapa penduduk sedang sibuk.

Para penduduk yang sibuk itu adalah para pengrajin keramik. Mereka membakar kayu pada tungku yang berukuran cukup besar. Tungku tersebut digunakan untuk memanaskan keramik maupun kerajinan gerabah lainnya.

Hampir sebagian besar warga sekitar memproduksi kerajinan yang berasal dari bahan dasar tanah liat tersebut menjadi bentuk yang bermacam-macam, ada gelas, mangkuk kecil hingga hiasan dinding berupa topeng wajah Saminsurosentiko. Mereka juga membuat kerajinan keramik, genteng, batu bata dan gerabah. Di depan rumah sebagian warga terpasang rak untuk memajang barang-barang hasil kerajinan tangan berbahan tanah liat itu.

Widodo (37), pengrajin keramik desa setempat mengaku, dirinya mulai memproduksi keramik ini sejak tahun 2015. Sebelumnya, dia hanya seorang pengrajin genting dan batu bata. "Ya ingin meningkatkan ekonomi keluarga," tutur dia.

Listari, warga lainnya sudah cukup lama menggeluti kerajinan keramik ini. Awalnya dia belajar sedikit demi sedikit, akhirnya dia sudah bisa memproduksi sendiri. Dia mencari bahan baku tanah liat tersebut dari Desa Balong. Hasil karya Listari punya ciri khas sendiri, setiap souvenir dari keramik ini terdapat identitas bunga di sisi pinggirnya. "Sekarang itu yang sulit tentang pemasarannya," terang dia.

Hasil karyannya banyak dibeli oleh konsumen lokal. Kadang, kata Listari, bila ada pameran di luar daerah ada pula yang ikut dijualkan. "Ya semoga ada perkembangannya untuk pemasaran," ujar perempuan berjilbab itu penuh harap saat awak media menemuinya.

Sementara itu, Antok mengatakan hal yang sama, sebelumnya di desanya banyak pengrajin genting dan batu bata. Karena ingin menambah pengahasilan akhirnya mencoba untuk membuat souvenir. Dia menuturkan, ada ciri khas dari hasil kreasinya. Yakni, mangkuk dengan desain daun jati. Selain itu, ada beberap vas bunga. "Lumayan. Setidaknya bisa produksi setiap harinya," terang dia.

Sementara itu, perajin keramik di Desa Balong, Kecamatan Jepon optimis usahanya yang baru dirintis setahun terakhir ini akan berkembang dengan baik. Apalagi saat ini beberapa pesanan dari masyarakat sedang dalam proses pembuatan.

"Masyarakat sekitar sudah mulai ada yang memesan beberapa model keramik," ungkap Ketua Paguyuban Perajin Keramik Balong, Marno di bengkel kerjayang berada di sekitar balaidesa Balong, Kecamatan Jepon.

Menurut dia, usaha itu memang belum lama, baru sekitar setahun terakhir setelah mendapat beberapa kali pelatihan dari Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Setelah pelatihan itu, lanjut dia, bersama warga lain mulai menekuni aktifitas membuat keramik dengan beragam model, mulai yang mudah sampai sulit.

Saat ini hanya ada enam pengrajin yang masih setia memproduksi keramik. Bahkan beberapa pengrajin tersebut sudah menguasai berbagai model seperti vas bunga, patung, topeng hingga membuat beberapa model vas besar. "Sudah ada beberapa model yang dipesan dan harus dibuat, termasuk keramik untuk souvenir saat Hari Jadi Blora Desember nanti," jelasnya.

Marno mengakui, untuk bentuk dan model tidak ada masalah, termasuk dengan teknik pembuatan tuang yang sebenarnya sulit. Namun bagi para pengrajin teknik itu dengan cepat dapat dikuasai dalam waktu singkat. Untuk keramik yang kecil-kecil seperti bunga, bros, dan pernak pernik aksessoris biasa dibuat pengrajin perempuan. "Saat ini permasalahannya hanya tinggal pewarnaan yang masih kesulitan," katanya.

Pewarnaan itu, lanjut dia sangat penting, sebab bisa mempengaruhi harga jual. Sebagian besar pengrajin memang sudah mendapatkan pelatihan, termasuk pelatihan model yang baru dilaksanakan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UMKM Blora. Marno dan kelima rekannya mengakui, kali pertama usaha keramik muncul karena pembinaan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Blora serta Forum Pengembangan Ekonomi Daerah (FPED) Blora.

Kepala Desa Balong, Nyomo menyambut baik adanya kerajinan keramik dan mendukung sepenuhnya upaya warganya. Jadi selain genting dan bata yang sudah lama ada, keramik bisa menjadi ikon baru di Balong. "Kami mendukung sepenuhnya, termasuk jika akan dikembangkan lebih maju," katanya.

Kepala Bappeda Blora, Samgautama Karnajaya melalui Kasubid Ekonomi dan Perdagangan Sri Raharjo mengatakan, selalu mendorong peningkatan kualitas keramik Balong. Salah satunya dengan mendatangkan dosen ISI. Bahkan saat ini sedang mengupayakan melakukan promosi untuk mengenalkan keramik Balong pada masyarakat.

"Selain mengikutsertakan dalam setiap pameran lokal di Blora, kami juga mengajak anak sekolah belajar langsung bersama pengrajin," ujarnya.

Sri Raharjo yang juga sekretaris FPED ini mengaku keramik memang baru setahun dirintis. Dia berharap bisa berkembang, dan secara bertahap keramik Balong bisa menjadi maju.

Menurut dia, pihak Mobil Cepu Limited (MCL) perusahaan operator migas Blok Cepu juga menyatakan tertarik dengan keramik yang dibuat warga, terlebih lagi para generasi muda yang membuat keramik tersebut. "Berbagai langkah promosi terus kami lakukan, agar keramik Balong dikenal masyarakat Blora," kata Sri Raharjo. [pur/rom]