Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Bahan baku yang harganya terus melambung, dan harga penjualan hasil produksi yang tidak seimbang menjadi alasan beberapa produsen gerabah di Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban tidak lagi memproduksi gerabah yang telah lama ditekuninya.
Salah satu warga yang masih menekuni pembuatan gerabah jenis kuali, Broto mengaku, sekarang produsen gerabah di Kelurahan Karang semakin berkurang, padahal dulu hampir merata setiap rumah memproduksi gerabah.
"Dulu banyak, di sebelah timur rumah saya malah hampir semuanya, begitu juga di sebelah barat rumah saya ini. Tapi sekarang sebagian sudah tidak memproduksi lagi," ungkap Broto kepada blokTuban.com, Kamis (14/9/2017).
Broto membeberkan, harga bahan baku untuk membuat gerabah terus naik, dari bahan utama tanah saat ini harganya per colt L300 mencapai Rp150.000, pasir yang dipakai untuk campuran harganya Rp280.000 per colt dan belum lagi bahan untuk membakar gerabah.
"Saat ini harga 1 gerabah hanya Rp700, tidak imbang dengan harga bahan baku yang mahal otomatis beberapa warga beralih tidak lagi memproduksi gerabah," keluhnya.
Sementara itu, Somi mengaku, saat ini hanya ikut memproduksi tetangganya. Karena, selain kekurangan modal ia juga tidak mempunyai pasaran sendiri. "Dulu ya memproduksi gerabah sendiri karena punya pasaran, sekarang tidak, tapi dari pada nganggur saya ikut membuat gerabah di tempat orang," jelasnya.[hud/col]
Mahalnya Bahan Baku, Produsen Gerabah di Karang Terus Berkurang
5 Comments
1.230x view