Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Harga garam konsumsi di pasar tradisional Kabupaten Tuban enggan turun. Meskipun, saat pemerintah melalui Menteri Kelautan dan Perikanan, telah mengimpor garam dari Australia.
Berdasarkan pantauan blokTuban.com di pasar milik pemerintah Kabupaten Tuban di Kecamatan Bangilan, sejumlah pedagang mengaku, harga garam masih cukup tinggi. Lantaran dari distributor pun demikian.
"Harga garam enggan turun, per bungkus Rp1.000 hingga Rp2.000," ungkap seorang pedagang meracang, Narti (44) saat ditemui di lapaknya, Senin (14/8/2017).
Hal senada juga diungkapkan pedagang pasar Bangilan lainnya, Udin (50). Menurut pria berbadan tambun itu, selain mahal, garam juga masih langka.
"Garam konsumsi masih mahal, meski pemerintah katanya sudah impor," sambung Udin.
Berdasarkan data yang dihimpun blokTuban.com garam halus kemasan 200 gram dijual Rp2.000 yang sebelumnya hanya Rp1000. Sementara garam kemasan 75 gram yang dulunya Rp500 perbungkus, saat ini dijual Rp1.000.
Diketahui, pemerintah mengklaim kelangkaan garam saat ini disebabkan oleh panen yang tidak baik di tingkat petani garam. Oleh sebab itu pemerintah perlu mengimpor garam konsumsi melalui PT Garam dari luar negeri.
Di beberapa media nasional menyebut, PT Garam (Persero) ditugasi pemerintah mengimpor garam untuk kebutuhan konsumsi dari Australia sebanyak 75.000 ton. Saat ini, sudah 52.500 ton garam yang masuk yakni lewat Pelabuhan Ciwandan Banten, dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Sabtu lalu (12/8/2017).
Selanjutnya, pengapalan terakhir garam impor dari Australia akan datang pada 21 Agustus mendatang, sebanyak 22.500 ton lewat Pelabuhan Belawan di Medan.
Meski sudah masuk sejak beberapa lalu, garam impor konsumsi tersebut masih tersimpan di gudang. Komoditas bumbu dapur itu baru akan dikeluarkan setelah mendapat verifikasi dari Kementerian Perindustrian. [rof/rom]
Harga Garam di Pasar Tradisional Enggan Turun
5 Comments
1.230x view