Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Ablasi atau pengikisan tanah yang disebabkan oleh air sungai, terjadi di Dusun Kajar, Desa Sokogrenjeng, Kecamatan Kenduruan, Tuban dikhawatirkan warga setempat. Sebab, jarak tanah yang dulunya sekitar 10 meter kini tinggal 2 meter antara sungai dan pemukiman.
Warga setempat, Agus (26) kepada blokTuban.com mengatakan, sudah tujuh tahun bibir sungai di depan rumahnya terkikis air. Namun yang paling parah, kata dia, pada dua tahun terakhir.
"Sejak saya SMA bibir sungai sering longsor, bahkan warga juga sudah berusaha menanami bambu untuk menghindari longsor," kata bapak satu anak itu, Sabtu (22/4/2017).
Menurutnya, ia dan warga lain sudah melapor ke Pemerintah Desa setempat untuk segera diteruskan ke Pemerintah di atasnya untuk segera ditangani. Namun sampai saat ini kenyataannya belum ada tindak lanjut.
"Kemarin juga sempat disurvey oleh perangkat desa, namun sampai sekerang belum ada tanda-tanda penanganan," tegasnya.
Senada juga dilontarkan warga lain yang tinggal di bantaran Kali Kening, Suwani (40). Ia selalu di bayang-bayangi longsor susulan saat banjir datang. Bahkan ia mengaku, jika sudah mulai hujan lebat di malam hari ia bersama keluarga jarang tidur, takut longsor mendadak.
"Saya khawatir dan terutama ketika hujan datang. Ketika hujan lebat malam hari tidak bisa tidur, takutnya banjir dan longsor datang secara tiba-tiba," beber Suwani.
Ditandaskan warga yang sejak kecil hidup di bantaran Kali Kening itu, harapan besar Pemerintah Kabupaten maupun Pusat untuk segera turun tangan. Jangan sampai masyarakat desa jadi korban, baru akan berbuat.
"Semoga pemerintah segera menangani, paling tidak bibir sungai bisa dibronjong agar tidak semakin meluas Ablasinya," tegasnya mengharap. [rof/ito]