Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Warga Dusun Tapen, Desa Sidoharjo, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban menggelar sedekah bumi atau Manganan. Sedekah bumi adalah sebuah kegiatan budaya yang masih diyakini warga sekitar lapangan sumur minyak dan gas (Migas) Tapen. Kali ini acara adat itu jatuh pada Minggu (25/9/2016), dengan kegiatan hajatan dilanjut pagelaran wayang kulit.
Menurut warga setempat, sedekah bumi dilakukan setiap tahun. Segala persiapan juga sudah sejak jauh-jauh hari. Ketika harinya tiba, ibu-ibu sejak malam membuat aneka kuliner khas desa untuk hajatan di beberapa tempat yang dianggap keramat.
"Persiapanya ya malam buat jajan, seperti bugisan, tape ketan, dan yang lain," ujar salah satu warga, Wulan (25).
Ibu yang juga pengasuh di Taman Kanak-kanak (TK) Tapen itu menjelaskan, paginya hajatan digelar di Sumur Panggang, sumur Gede, dan sumur-sumur kecil-kecil milik warga. Masyarakat berduyun-duyun dengan membawa makanan dan aneka jajanan. Ada juga yang membawa tumpeng dan ayam panggang layaknya sesaji.
Warga setempat masih meyakini jika sedekah bumi harus tetap diadakan, dengan maksud mewujudkan rasa syukur atas rizqi yang di berikan olah Tuhan Yang Maha Esa.
"Tujuannya nanti ketika saat musim tanam, para petani tetap diberi kelancaran dan panen melimpah," tandas Wulan.
Masih kata Wulan, perbedaan waktu penyelenggaraan sedekah bumi di Tapen dengan daerah lain adalah urutan wilayahnya. Warga Tapen hingga sekarang berkeyakinan, sedekah bumi harus dilakukan secara berurutan dari satu dusun ke dusun lainnya. Jika tidak, ada saja halangan yang menimpa masyarakat.
Setiap tahun pasti dilakukan. Urutannya dari dusun Lanjam, Banaran, Malo, dan yang terakhir adalah Tapen.
"Dulu pernah tidak urut, maka di Dusun Malo pohon besar tumbang ketika pelaksanaan kundangan sedekah bumi," pungkasnya.
Kali ini warga meyakini kepercayaan itu dan sedekah bumi dilaksanakan secara urut dan bergantian.[rof/col]