Pernah Jadi Penghulu di Nikah Massal hingga di Depan Jenazah

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Senori, terletak kurang lebih 300 meter ke utara dari Kantor Kecamatan Senori. KUA ini berdampingan dengan kantor UPTD Dikpora Kecamatan Senori. Yang dikepalai oleh seorang pria yang begitu wibawa dengan penampilan sangat sederhana. Namanya Edy Pujo Yuwono.

Usianya baru menginjak 49 tahun. Selepas kuliah S1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, yang sekarang berubah menjadi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) pada tahun 1992, ia diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Agama (Kemenag) Tuban, dan ditugaskan di KUA Plumpang, sebagai staf.

Di tempat ini ada berbagai pengalaman menarik yang pernah dilalui oleh Edy, Sapaan akrabnya. Salah satunya adalah menjadi Penghulu dalam pernikahan massal. “Di KUA Plumpang saya pernah menikahkan sekitar enam puluh pasangan pengantin dalam satu hari. Acara nikah massal tersebut bertepatan dengan kegiatan PHBN Kecamatan Plumpang pada tahun 1999 silam,” terang Edy kepada blokTuban.com.

Delapan tahun berjalan, statusnya sebagai PNS di KUA Plumpang Mulai tahun 1992 sampai tahun 2000, membuat dirinya semakin berkompeten. “Di tahun 2000 saya dipercaya untuk mengantor di KUA Kecamatan Jenu. Tentu pekerjaan semakin berat karena harus beradaptasi dengan masyarakat pesisir yang notabennya keras. Dan itu perlu pendekatan khusus lagi untuk penyesuaian,” imbuh pria asal Plumpang ini.

Di Kecamatan Jenu pun lumayan lama. Ada sekitar lima tahun. “Bekerja yang Penting itu Pengabdian. Siap mengabdi dan melayani masyarakat ,” tandas bapak dua anak tersebut.

Lagi-lagi hasil dari kerja kerasnya untuk mengabdi di masyarakat, pria kelahiran Bumi wali ini mendapat jabatan yang lebih tinggi. Pada tahun 2005 dirinya menjabat sebagai Wakil Peawai Pencatat Nikah (PPN) di KUA Tuban Kota. Berjalan selama satu tahun berakhir di tahun 2006.

Sejak tahun 2006 merupakan awal Edy dipercaya sebagai Kepala KUA di Kecamatan Jatirogo, kemudian berlanjut di KUA Widang pada Tahun 2010, dan yang terakhir tahun 2016 di KUA Kecamatan Senori.

Dari beberapa kecamatan yang pernah ia singgahi, Kecamatan Senori yang paling berkesan. Dapat digambarkan masyarakatnya sangat ramah dan penuh kekeluargaan. Dari segi penyelesaian masalah, masyarakat Senori lebih lunak dan mengedepankan musyawarah.

“Masyarakatnya agamis, Komunikasi antar tokoh agama, tokoh masyarakat, pejabat lintas sektoral itu lebih enak, hampir mirip dengan kecamatan Widang.” tandasnya.

Masih Edy, ada hal yang paling mengharukan dalam tugasnya sebagai penghulu, yaitu menikahkan mempelai berdua dihadapan jenazah walinya. “Di Desa Ngrayung, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban inilah tempat dimana saya harus menikahkan calon pengantin di depan wali yang sudah meninggal dunia. Sebab sudah menjadi adat. Jika pengantin yang sudah mendekati hari pernikahan, tapi walinya meninggal dunia, maka saat itu juga harus dinikahkan,” pungkasnya.[rof/col]